BEBERAPA GAGASAN TENTANG RASIONALITAS

Oleh :

Prof. Dr. Abdullah M. Jaubah, S.E., M.M.

Pendahuluan

Studi dan penghayatan atas rasionalitas telah menimbulkan kebingunan karenastudi dan penghayatan mengenai rasionalitas adalah sangat rumit karena rasionalitas dapat mencakup beberapa pendekatan berbeda ditinjau dari sudut filsafat, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu sosial, ilmu komunikasi, dan psikologi.

Kerumitan studi dan penghayatan rasionalitas ini telah memperkenalkan konsep-konsep rasionalitas ekonomi, rasionalitas politik, rasionalitas sosial, rasionalitas komunikatif, rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, rasionalitas refeksi diri, epictemic rationality atau theoretical rationality, technical rarionality, bounded rationality, rasionalisme, procedural rationality, objective rationality, moral rationality, global rationality, computational rationality, human rationality, scientific rationality second order rationality, ecological rationality, dan sebagainya.

Beberapa Pertanyaan

Beberapa pertanyaan dapat disusun atas konsep-konsep rasionalitas di atas. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat disusun sebagai berikut :

  1. Jelaskanlah rasionalitas!
  2. Jelaskanlah rasionalitas ekonomi!
  3. Jelaskanlah rasionalitas politik!
  4. Jelaskanlah rasionalitas sosial!
  5. Jelaskanlah rasionalitas komunikatif!
  6. Jelaskanlah rasionalitas instrumental!
  7. Jelaskanlah rasionalitas praktikal!
  8. Jelaskanlah rasionalitas refleksi diri!
  9. Jelaskanlah epictemic atau theoretical rationality!
  10. Jelaskanlah technical rationality!
  11. Jelaskanlah bounded rationality!
  12. Jelaskanlah rasionalisme!
  13. Jelaskanlah procedural rationality!
  14. Jelaskanlah Objective Rationality!
  15. Jelaskanlah moral rationaliity!
  16. Jelaskanlah global rationality!
  17. Jelaskanlah computational rationality!
  18. Jelaskanlah Human Rationality!
  19. Jelaskanlah Sientific rationality!
  20. Jelaskanlah second 0rder rationality!
  21. Jelaskanlah ecological rationality!

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membutuhkan studi dan penghayatan rasionalitas secara luas dan banyak sumber akan harus dipakai. Sangat banyak sumber bacaan akan dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

Rasionalitas dapat diartikan sebagai suatu pola pikir di mana seseorang cenderung bersikap dan bertindak berdasarkan logika dan nalar manusia. Rasional juga diartikan adalah hal yang dapat dilakukan dengan hal yang ada. Para filsuf dan para pakar mengartikan rasionalitas berbeda-beda.

Rasionalitas dapat diartikan sebagai suatu pola piki di mana seseorang cenderung bersikap dan bertindak berdasarkan logika dan nalar manusia. Para filsuf dan para pakar mengartikan rasionalitas berbeda-beda. Derkripsi ini mencerminkan bahwa pola pikir  berhubungan  dengan logika dan nalar manusia akan tetapi manusia tidak hanya mempunyai pikiran akan tetapi juga mempunyai perasaan, sensasi, intuisi, persepsi, pertimbangan, sikat ekstraversi, dan sikap introversi yang akan membentuk kepribadian dan kepribadian ini dapat digolongkan ke dalam enam belas golongan berbeda dan tiap golongan juga mengandung kepribadian berbeda. Rasionalitas merupakan salah satu variabel laten dari delapan variabel laten. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diobservasi dan tidak dapat diukur secara langsung. Variabel ;laten agar dapat diobservasi dan dapat diukur harus dirinci ke dalam beberapa dimensi dan tiap dimensi dirinci ke dalam beberapa subdimensi dan tiap subdimensi dirinci ke dalam beberapa variabel indikator berdasar atas teori dan bukan berdasar atas pikiran sehat. Suatu variabel baru dapat dinyatakan sebagai variabel indikator jika telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung.

Perdebatan atas variabel-variabel laten seperti variabel kesetaraan emansipasi, demokrasi, penindasan, konflik, budaya, komunikasi, kekuasaan, pengaruh, sentralisasi, desentralisasi, kebebasan, dominasi akan menimbulkan perbedaan karena makna dari tiap variabel laten ini dapat berbeda antara para filsuf dan para pakar karena makna yang dianut oleh para filsur dan para pakar itu berbeda.

Ekonomi Mikro mengandung pembahasan mengenai kurva permintaan dan kurva penawaran. Kedua kurva ini biasa digambarkan sebagai kurva yang mengandung bayak konflik, banyak pertentangan dan hanya satu titik saja yang mencerminkan titik keseimbangan sebagai pencerminan hasil negosiasi antara

Pembahasan Hasil

Kemampuan, kesadaran, dan pengetahuan manusia adalah sangat terbatas.  Jurgen Habermas jika diminta untuk menyebutkan 1 sampai dengan 5000 secara berurutan dan jawaban atas permintaan ini direkam akan dapat membuktikan bahwa kemampuan berpikir Jurgen Habermas akan sangat terbatas. Hal ini dapat dibuktikan oleh anda sendiri. Pohon mangga dari kecil sampai menjadi besar dan menghasilkan mangga. Kita tidak mengetahui jumlah daun dari pohon mangga tersebut. Hal ini dipakai untuk mengungkap bahwa pemikiran manusia, akal manusia adalah sangat terbatas sehingga p[engetahuan berdasar atas pikiran dan akal manusia juga sangat terbatas. Jumlah bintang dilangit tidak mungkin dapat dihitung oleh para filsuf dan para pakar.

Konsep rasionalitas tidak hanya terdiri dari rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri akan tetapi juga terdiri dari rasionalitas lain seperti yang dicakup dalam pertanyaan-pertanyaan di atas.

Rasinalitas manusia juga terbatas. Hal ini dibuktikan oleh Abdullah M. Jaubah dengan menyajikan hasil eksperimen Alex Bavelas memakai Ucinet 6 for Windiws atas empat pola komunikasi di antara lima aktor, yaitu pola komunikasi bintang atau roda, pola komunikasi garis atau rantai, pola komunikasi Y, dan pola komunikasi lingkaran. Tiga pola komunikasi  mencerminkan dominasi terdapat dari hubungan antara para kator dan satu pola terdapat dan mencerminkan kesetaraan emansipasi. Jumlah aktor jika sama dengan 30 aktor maka 28 pola mencerminkan dominasi sedangkan satu pola mencerminkn kesetaraan emansipasi. Hal ini mencerminkan bahwa emansipasi merupakan keadaan khusus sedangkan dominasi mencerminkan keadaan umum walah negara telah menerapkan Marsisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan.

Manusia memiliki pikiran, perasaan, sensasi, intuisi, persepsi, pertimbangan, ekstraversi, dan introversi. Variabel-variabel laten ini setelah dirinci ke dalam variabel-variabel indikator dan tiap variabel indikator dipakai untuk  menyusun pertanyaan penelitian yang dipakai untuk melakukan penelitian, hasil penelitian ini telah menunjukkan 16 kelompok kepribadian yang berbeda. Keprobadian dalam tiap kelompok itu juga berbeda-beda. Hal ini brarti bahwwa pendekatan atas suatu pengetahuan juga berbeda-beda. Konsensus dalam tindakan komunikatif, ditinjau dari sudut analisis jaringan komunikasi, akan menghasilkan  satu pola dari empat pola hasil eksperimen Alek Bavelas. Satu konsensus dan emansipasi akan dihasilkan jika jumlah aktor dalam ruang publik adalah 30 aktor akan menghasilkan satu pola konsensus dan emansipasi dari 29 pola dan 28 pola tidak mencerminkan konsensus dan emansipasi. Hal ini berarti bahwa fakta mengungkap konsensus dan emansipasi merupakan pola yang sangat khusus sedangkan non  konsensus dan non emansipasi merupakan pola komunikasi yang umum. Kesimpulan ilmiah mengungkap bahwa konsensus dan emansipasi merupakan pola dikeluarkan dari pengetahuan karena tidak mempunyai makna. Hasil eksperimen Alex Bavelas menentang pendapat habermas atas tindakan komunikatif dan rasionalitas komunikatif.

Hasil eksperimen Alex Bavelas dalam tahun 1950-an dianggap tidur dan sangat jarang diungkap. Gagasan tindakan komunikatiif dari Jurgen Habermas dianggap gagah perkasa dalam teori kritis akan tetapi keperkasaan itu menjadi lumpuh setelah hasil eksperimen Alex Bavelas dibanngunkan . Konsensus dan emansipasi merupakan pola sangat khusus dan non consensus dan non emansipasi merupakan pola umum sehingga tindakan komunikatif, konsensus, emansipasi, dan teori kritis dri Jurgen Habermas menjadi tidak bermakna walau banyak pakar yang elah memuji pemikiran Jurgen Habermas. Teori Jurgen Habermas tentang rasionalitas instrumental dalam hubungannya dengan ilmu empiris, rasionalitas praktikal dalam hubungannya dengan sejarah/hermeneutika, dan rasionalitas refleksi diri dalam hubungannya dengan teori kritis, dibantah oleh hasil eksperimen Alex Bavelas.

Permata Depok Regency, 14 April 2023

Daftar Pustaka

Bavelas, A. 1950. Communication Patterns in Task Oriented Groups. The Journal of the Acoustical Society of America. 22p. 725-730.

Borgatti,  Stephen Peter. 1997. Communication Structure and its Effects on Task Performance.

Fultner, Barbara (ed.). 2011. Jurgen Habermas : Key Concepts. London : Routledge Taylor & Francis Group.

Goode, Luke. 2005. Jurgen Habermas : Democracy and Public Sphere. London : Pluto Press.

Goodin, Robert E. 1974. D. Phil. Thesis. Political Rationality. Oxford : Nuffield Colledge.

Habermas, Jurgen. 1984. The Theory of Communicsative Action. Vol. 1. Reason and  The Rationalization of Sciety. Boston : Beacon Press.

Habermas, Jurgen. 1984. The Theory of Communicsative Action. Volume 2.  Lifeworld And System : A Critique of Functionalist Reason. Boston : Beacon Press.

Henriksson, Maria P. 2150. Humn Rationality : Observing of Inferring Reality. Slovenia : Uppsala University

Jaubah, Abdullah M. 2023. Pengaruh Struktur Komunikasi Terhadap Pelaksanaan Pekerjaan.

Jensen, Carl and Rom Harre (eds.).2011. Beyon Rationality. Newcastle : Cambridge Schoolars Publishing..

Kahler, Miles. Rationality In Inernational Relation. International Organization.

Krutikov, Mikhail.2011.  From Kabbalah to  Class Struggle : Expresionism, Marxism, and Yuddish Lieratre in the Life and Work of Meir Wiener. California:  Standford University Press.

Lehrer, Keith. Concensus and Comparition : A Theoruyy of Social Rationality.

Mahoney,  Brigid. 2001. Disertation : Jurgen Habermas and The Public Sphere – Critical Engagement. University of Adelaide.

Payne, W. Russ. 2023. AnIntroduction to Philosophy. Bellevue Collage.

Simon, Herbert A. 2000. Bounded Rationality In Social Science : Today and Tomorrow. Pittsburg : Carnegy Mellon University

Solomon, Robert C. and Katthleen M. Higgins.2006. The Big Questions : A Short Introduction to Philosophy. Belmont-California : Wadsworth Cengage Learning.Wikipedia Bahasa Indonesia. Rasionalitas. Wikipedia Org.

Wikipedia Bahasa Indonesia. Rasionalisme. Wikipedia Org.

Wikipedia Bahasa Indonesia,  Rasionalitas Komunikatif, Wikipedia Org.

Wikipedia Bahasa Indonesia. Dunia yang rasional. Wikipedia Org.

Wikipedia Bahasa Indonesia. Rasionalisme Moral. Wikipedia Org.

Wikipedia Bahasa Indonesia. Teori Pilihan Rasional. Wikipedia Org.

Wikipedia Bahasa Indonesia. Rasionalisasi (Membuat Alasan). Wikipedia Org

Wikipedia Bahasa Indonesia. Rasionalisasi (Sosiologi). Wikipedia Org

Worrall, John. Scientific Revolutions and Scientifc Rationality : The Case of “Olderly Holdout”.

PENGARUH STRUKTUR KOMUNIKASI TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Oleh :

Prof. Dr. Abdullah M. Jaubah, S.E., M.M.

Pendahuluan

Studi filsafat tentang  The Theori of Comunicative Action Volume 1 and Volume 2 yang ditulis oleh Jurgen Habermas (1984) akan menemukan konsep-konsep abstrak atau variabel-variabel laten yang belum didefinisikan secara jelas dan belum dirinci ke dalam beberapa dimensi dan tiap dimensi dirinci ke dalam beberapa subdimensi. Tiap subdimensi dirinci lebih lanjut ke dalam variabel-variabel indikator yang telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung. Banyak orang yang memuji tulisan-tulisah Jurgen Habermas akan tetapi saya berpendapat bahwa Habermas banyak memakai variabel-variabel laten yang belum dirinci ke dalam variabel-variabel indikator sehingga tulisan-tulisannya mengandung banyak kelemahan.

Habermas menganggap bahwa jenis minat terdiri dari tiga jenis yaitu minat atas pekerjaan, minat atas interaksi, dan minat atas kekuasaan. Sifat minat pekerjaan dalah teknis, sifat minat interaksi adalah praktis,, dan sifat minat kekuasaan adalah faktor emansipasi. Raionalitas minat pekerjaan adalah  rsionalitas instrumental,  rasionalitas minat interaksi adalah praktikum, dan rasionalitas minat kekuasaan adalah rasionalitas cermin diri (self-reflection.  Hubungan ilmu mencerminkan bahwa rasionalitas instrumental adalah ilmu empiris, rasionalitas praktikum adalah sejarah/Hermeneutika, dan rasionalitas cermin-diri adalah teori kritis.

Pembuktian atas gagasan-gagasan ini mengandung beberapa ketimpangan berdasar atas hasil-hasil eksperimen Alex Bavelas (1950). Eksperimen Alex Bavelas memakai ruang publik lima aktor dan interaksi dari lima aktor ini menghasilkan pola komunikasi roda atau bintang, pola komunikasi garis atau rantai, pola komunikasi Y, dan pola komunikasi lingkaran (circle).

Eksperimen Alex Bavelas

Hasil eksperimen Alex Bavelas telah dimuat dalam A. Bavelas. 1950. Communication Patterns in Task-Oriented Group, The Journal of the Acoustical Society of America.

Hasil eksperimenAlex Bavelas dipakai oleh Stephen Peter Borgatti (1997) dengan judul Communication Structure and its Effects on Task Performance.

Kedua bahan ini dipakai di sini sebagai sumber utama pembahasan.

Eksperimen Alex Bavelas dibantu oleh Harold Leavitt mencerminkan bahwa eksperimen itu terdiri dari lima aktor yang memainkan suatu permainan di manamereka harus memecahkan suatu teka-teki. Tiap aktor pada saat permainan dimulai diberi informasi unik. Tiap informasi dari tiap aktor agar dapat memecahkan teka-teki itu dikumpulkan bersama-sama. Para pemain melakukan komunikasi  satu dengan lainnya dengan cara mengirimkan informasi yang dimiliki sampai teka-teki itu terpecahkan. Aktor yang melakukan lebih cepat dan lebih efisien merupakan aktor yang lebih baik.

Persiapan Permainan

Setiap aktor ditempatkan di bilik berwarna unik. Mereka diberi alat tulis berwarna yang cocok dengan bilik mereka. Slot terdapat di dinding tempat mereka dapat mengirim dan menerima pesan dalam tabung (Permainan ini sekrang dapat dilakukan dengan cara memakai email).

Setiap aktor diberikan 5 simbol yang dipilih dari enam set, pada awal setiap permainan. Tujuannya adalah untuk menemukan simbol mana yang mereka miliki bersama. Setiap bilik memiliki 6 sakelar di dinding, diberi label dengan simbol. Seorang pemain ketika mengetahui jawabannya, dia membalik tombol yang sesuai dengan simbol yang dia yakini dimiliki oleh semua orang. Eksperimen mencatat waktu saat itu terjadi. Kelima aktor ketika telah membalik tombol, maka eksperimen menghentikan permainan dan mereka mencatat apakah mereka melakukannya dengan benar.

Aktor dapat mengubah jawabannya jika diinginkan dan jika permainan belum dihentikan. Aktor bebas untuk menulis apa yang mereka suka pada pesan mereka, dan mengirim sebanyak atau sesedikit yang mereka suka.

Bilik tidak semuanya berisi jumlah slot yang sama. Beberapa bilik mungkin hanya memiliki satu slot, yang berarti subjek di bilik tersebut hanya dapat mengirim pesan kepada satu orang (siapa pun yang berada di ujung tabung). Slot berfungsi untuk membatasi komunikasi ke dalam pola tertentu. Empat pola terpisah diuji: bintang (roda), Y, rantai (garis), dan lingkaran.

Eksperimen Alex Bavelas

Eksperimen Alex Bavelas menghasilkan empat pola. Keempat pola ini akan dijelaskan di bawah ini.

Gabar 1. Hubungan atau Interaksi Dua Arah

Aktor A sebagai atsan langsung dari aktor B, aktor C, aktor D, dan aktor E menyampaikan perintah untuk melaksanakan pekerjaan. Aktor B, aktor C, aktor D, dan aktor E, setelah selesai melaksanakan pekerjaan, menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dapat digambarkan sebagai mana disajikan dalam gambar 2.

Gambar 2. Perintah Pelaksanaan Pekerjaan dan  Laporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan

Arah panah perintah pelaksanaan pekerjaan dari aktor A kepada aktorB, aktor C, aktor D, dan aktor E. Aktor B, akor C, aktor D, dan aktor e tidak mempunyai hubungan. Arh panah dari aktor B, aktor C, aktor D, dan aktor E ke arah aktor A mencerminkan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan. Diagram jaringan di atas mencerminkan pola roda atau pola bintang jika digambarkan seperti gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Pola Roda atau Bintang

Bagan organisasi dari suatu organisasi birokatis dapat dianggap sebagai suatu jaringan. Grafik ini merupakan grafik berarah karena garis-garis mengandung anak panah. Grasik dinamakan sebagai grafik tidak berarah jika anak panah tidak terdapat dalam garis-garis bersangkutan. Diagram jaringan ini merupakan hubungan sosial. Aktor A merupakan pemimpin dan aktor B, C, D, dan E merupakan para aktor bawahan. Hubungan sosial ini cenderung menyalurkan banyak komunikasi dalam suatu organisasi.

Beberapa Ukuran

Gambar 4. Tiga Puluh Ukuran Network Cohesion : Whole Network Measures

Tiga puluh ukuran tersedia dari interaksi antara lima aktor.

Pengaruh dan Kekuasaan

Ukuran pengaruh dan kekuasaan dapat juga disajikan. Pengaruh dan kekuasaan ini disajikan dalam gambar 5.

Gambar 5. Pengaruh dan Kekuasaan

Hasil di atas juga mengandung statistik Deskriptif mengenai Mean, Std. Dev., Sum, Variance, Sum of Squre (SSQ), Mean Central Sum of Squre (MCSSQ), Euclidean Norm, Minimum, Maximum, Number of Observations dari Outdegree, Indegree, NrmOutdegree, dan NrmIndegree.

Aktor A mempunyai pengaruh (Outdegree) adalah 4 dan mempunyai kekuasaan (Indegree) adalah 4, Aktor B, aktor C, aktor D, dan aktor E mempunyai pengaruh masing-masing adalah 1 dan mempunyai kekuasaan masing-masing adalah 1. Pengaruh dan kekuasaan A adalah lebih besar daripada pengauh dan kekuasaan dari aktor B, aktor C, aktor D, dan aktor E. Aktor A mempunyai pengaruh (Outdegree) adalah 4 dan mempunyai kekuasaan (Indegree) adalah 4, Aktor B, aktor C, aktor D, dan aktor E mempunyai pengaruh masing-masing adalah 1 dan mempunuai kekuasaan masing-masing adalah 1.

Hasil di atas juga mengandung statistik Deskriptif mengenai Mean, Std. Dev., Sum, Variance, Sum of Squre (SSQ), Mean Central Sum of Squre (MCSSQ), Euclidean Norm, Minimum, Maximum, Number of Observations dari Outdegree, Indegree, NrmOutdegree, dan NrmIndegree.

Sentralisasi jaringan pengaruh adalah 75% dan jarsentralisasi jaringan kekuasaan adalah 75%. Hal ini berarti bahwa jaringan mencerminkan sentralisasi pengaruh dan sentralisasi kekuasaan.

Pembahasan di atas mengandung pekerjaan, interaksi, dan kekuasaan. Pembahasan ini telah memakai ukuran-ukuran dan berbeda dengan pembahasan yang telah dilakukan oleh Jurgen Habermas tentang pekerjaan, interaksi, dan kekuasaan yang mencerminkan pembahasan yang sangat abstrak tanpa menyajikan ukuran-ukuran atas pekerjaan, interaksi, dan kekuasaan. Hasil di atas, jika suatu negara  telah menerapkan Marxisme Kultural dan Teori Kritis, mencerminkan bahwa emansipasi tidak dialami. Ruang publik Jurgen Habermas, dalam contoh ini, tidak menghasilkan emansipasi karena aktor A mendominasi para aktor lain. Hal ini berarti dominasi bukan hanya terjadi dalam pembahasan ekonomi yaitu dominasi kelas borjuis atas kelas proletar akan tetapi dapat juga terjadi dalam tindakan komunikatif antara para aktor yang terlibat dalam ruang publik dalam suatu negara yang telah menerapkan Marxisme Kultural dan Teori Kritis dan di sini negara ini merupakan negara fiktif.

Pola Garis atau Pola Rantai

Data hasil Eksperimen Alex Bavelas atas pola rantai dapat disajikan dalam gambar 6.

Gambar 6. Pola Jaringan Rantai

Data ini mencerminkan bahwa aktor A dan aktor E berbeda dari aktor B, aktor C, dan aktor E.

Gambar 7. Grafik Beraaaarah dari Pola Rantai

Gambar 8. Grafik Tidak Berarah dari Pola Rantai

Buku-buku teentang Teori Grafik dan Buku Ajar tentang eori Grafik lebih banyak menyajikan grafik tidak berarah daripada menyajikan grafik berarah sehingga sangat sulit diinterpretasikan. Pembahasan juga sering menyajikan matriks dan matriks ini sebenarnya untuk mencipta grafik berarah akan tetapi dalam buku-buku dan bahan ajar ini dipakai untuk menyajikan grafik tidak berarah sehingga kesalahan dialami Buku-buku dan bahan ajar tersebut tidak memakai perangkat lunak komputer untuk mencipta dan menyajikan grafik

 Organisasi juga mengandung pengawasan atau penentuan komunikasi lain. Kebanyakan pekerjaan di dalam suatu organisasi itu mempunyai hubungan-hubungan tertentu sehingga memaksa para aktor yang mempunyai pekerjaan itu berinteraksi dengan para aktor lain dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Pekerjaan-kekerjaan dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan ke dalam tingkat pengawasan operasional, pengawasan manajemen, dan perencanaan strategis. Pengawasan operasional mencakup pekerjaan-pekerjaan dalam fungsi keuangan, fungsi sumberdaya manusia, fungsi produksi, fungsi pelayanan informasi, dan fungsi pemasaran. Kelima fungsi ini saling berhubungan.

Komunikasi antara para aktor itu dapat dikeompokkan ke dalam komunikasi formal dan komunikasi informal

Banyak cara mengatur suatu organisasi, pertanyaan timbul, bagaimanakan pola dari komunikasi di dalam organisasi itu mempengaruhi kinerja organisasi yaitu kemampuan menjual produk atau jasa, menekan biaya, mengadaptasi perubahan-perubahan dalam lingkungan dan sebagainya. Beberapa penelitian tentang kinerja dalam rangka menyusun skripsi, tesis, atau disertasi mencerminkan ruang lingkup yang sangat terbatas.

Kinerja suatu badan usaha milik swasta atau badan usaha milik negara, atau badan usaha milik pemerintah daerah adalah sangat kompeks dan mencakup kinerja  pada tingkat pengawasan operasional, kinerja p[ada tingkat pengawasan manajemen, dan kinerja pada tingkat perencanaan strategis. Masing-masing tingkat ini mencakup kinerja fungsi keuangan,  kinerja fungsi sumberdaya manusia, kinerja fungsi produksi, kinerja fungsi pelayanan informasi, dan kinerja fungsi pemasaran. Fungsi keuangan mencakup kinerja perencanaan keuangan, kinerja pengaturan keuangan, kinerja pengisian jabatan dan pekerjaan keuangan, kinerja pengaraha keuangan, dan kinerja pengawasan keuangan. Rincian ini berlaku juga untuk fungsi sumberdaya manusia, fungsi produksi, fungsi pelayanan informasi, dan fungsi pemasaran. Pengukuran kinerja mencakup kualitas, kecepatan, keluwesan, ketergantungan, kuantitas, dan biaya.

Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan di atas  itu dengan melakukan eksperimen. Hal ini telah dilakukan oleh Alex Bavels dan salah seorang mahasiswanya yaitu Harold Leavitt pada akhir tahun 1940-an dan tahun 1950-an.

Gambar 9. Grafik Berarah Pola Komunikasi Y

Data hasil Eksperimen Alex Bavelas pola Y adalah sebagai berikut :

Gambar 10. Diagram Jaringan Berarah Pola Y

Pola Y mencerminkan bahwa aktor A mempunyai hubungan dua arah dengan aktor B, Aktor C, dan Aktor D. Aktor D mempuyai hubungan dua arah dengan aktor E.

Ganbar 11. Pengaruh dan Kekuasaan

Hasil ini mencerminkan bahwa pengaruh dan kekuasaan aktor A adalah paling besar yaitu masing-masing adalah 3.  Sentralitas jaringan pengaruh adalah 43,75% dan sentralitas jaringan kekuasaan adalah 43,75%. Kedua nilai ini adalah lebih kecil daripada batas Sentralisasi dan desentralisasi pengaruh dan kekuasaan yaitu 50% sehingga pengaruh dan kekuasaan jaringan mencerminkan desentralisasi.  Pengaruh dan kekuasaan di antara para aktor ini berbeda-beda sehingga emansipasi dan kesetaraan emansipasi tidak terdapat.

Gambar 12. Pola Komunikasi Lingkaran

Data pola komunikasi lingkaran di antara para aktor adalah sebagai berikut :

Gambar 13. Pola Komunikasi Lingkaran

Pola komunikasi lingkaran adalah sebagai berikut :

Gambar 14. Pengaruh dan Kekuasaan Para Aktor

Pengaruh dan kekuasaan para aktor adalah sama. Masing-masing adalah 2. Hal ini mencerminkan emansipasi dan kesetaraan emansipasi terdapat dalam pola komunikasi ini. Sentralisasi jaringan pengaruh dalam  komunikasi adalah 0%. Sentralisasi jaringan  kekuasaan dalam komunikasi adalah 0%. Hal ini berarti bahwa sentralisasi jaringan pengaruh dan sentralisasi jaringan kekuasaan mencerminkan desentralisasi jaringan pengaruh dan desentralisasi jaringan kekuasaan dalam komunikasi adalah empurna. Keadaan ini mewakili emansipasi dan kesetaraan emansipasi terdapat dalam pola ini.

Tiga pola dari empat pola mewakili emansipsi tidak terdapat dan satu pola mewakili emansipasi dan kesetaraan emansipasi terdapat. Peningkatan jumlah aktor akan meningkatkan pola mewakili emansipasi dan kesetaraan emansipasi tidak terdapat dan hanya satu pola saja yang mencerminkan emansipasi dan kesetaraan emansipasi terdapat. Jumlah aktor jika 50 maka 48 pola mencerminkan emansipasi dan kesetaraan emansipasi tidak terdapat dan satu pola saja yang mewakili emansipasi dan kesetaraan emansipasi itu terdapat. Hal ini berarti bahwa konsep emansipasi dan kesetaraan emansipasi mewakili keadaan yang sangat khusus. Ketiadaan emansipasi  dan ketidaksetaraan emansipasi mewakili keadaan umum walau suatu negara telah menerapkan Marxisme Kultural dan Teori Kritis.

Pembahasan mengenai emansipasi dan kesetaraan emansipasi jika disajikan secara abstrak maka ketidakbenaran konsep emansipasi dan kesetaraan emansipasi tersembunyi sehingga ketidakbenaran konsep emansipasi dan kesetaraan emansipasi tidak dapat diungkap seperti yang telah dilakukan di atas.

Suatu struktur jika makin mengarah pada sentralisasi jaringan pengaruh dan sentralisasi jaringan kekuasaan maka akan makin baik ditinjau dari kinerja. Alex Bavelas dan Harild Leavit memakai konsep sentralisasi untuk mengacu pada jarak keseluruhan dari para aktor dari aktor yang paling sentral yag bertindak sebagai sebagai aktor yang mengintegrasikan informasi. Tiap aktor jika makin dekat pada aktor sentral, maka pemecahan teka-teki itu adalah makin cepat. Pemecahan masalah ini mungkin dilakukan untuk masalah sederhana akan tetapi akan sangat sulit jika masalah ini adalah sangat kompleks sebagai akibat dari jumlah aktor yang terlibat dalam ruang publik adalah makin banyak.

Pembahasan

Waktu. Pola Roda dan Y rata-rata jauh lebih cepat daripada pola  rantai dan pola lingkaran.

Pesan. Pola Roda dan pola Y menggunakan jumlah pesan paling sedikit. Pola Rantai lalu pola Lingkaran (yang menggunakan lebih banyak).

Kesalahan. Kesalahan didefinisikan sebagai lemparan tombol yang salah sebelum akhir permainan. Pola Roda, polaY, dan pola Rantai membuat kesalahan paling sedikit, sedangkan pola Lingkaran membuat paling banyak kesalahan tetapi  pola lingkaran memiliki koreksi kesalahan paling banyak.

Kepuasan. Para aktor dalam pola jaringan lingkaran adalah paling menikmati diri mereka sendiri, diikuti oleh pola rantai, pola Y, dan akhirnya pola roda. Hal ini berarti bahwa empat aktor merupakan para aktor yang tidak menikmati jaringan komunikasi, tidak menikmati tindakan komunikatif dalam pola Roda.

Struktur mana yang seharusnya paling cepat?  Pola roda, secara teoretik,  dapat memecahkan teka-teki minimal dalam 5 satuan waktu, Y dalam 4, rantai dalam 5, dan lingkaran hanya dalam 3. Hal ini berarti bahwa pola lingkaran seharusnya yang tercepat, tetapi hasil eksperimen yang sebenarnya justru sebaliknya. Hal ini sekarang, mudah untuk berpikir ‘masalah besar: manusia bukan hanya memiliki pikiran saja akan tetapi juga memiliki perasaan, persepsi, intuisi,sikap ekstroversi, dan sikap introversi.

Bavelas dan Leavitt menytakan bahwa sentralisasi. Suatu struktur jika makin terpusat maka makin baik kinerjanya. Mereka menggunakan “sentralisasi” untuk merujuk pada jarak keseluruhan aktor dari aktor yang paling sentral, yang bertindak sebagai integrator informasi. Tiap aktor jiks makin dekat dengan integrator itu, maka makin cepat teka-teki itu dipecahkan. Langkah menyalurkan semua informasi ke satu integrator bukanlah satu-satunya cara yang mungkin untuk memecahkan masalah. Hal ini merupakan cara  yang masuk akal yang mudah diimplementasikan dan bekerja dengan baik atas masalah sederhana. Orang-orang  tertarik pada solusi semacam itu secara alami, sehingga struktur yang cenderung disalurkan ke pusat yang jelas mencerminkn kecenderungan berkinerja lebih baik. Aktor yang  paling sentral, dalam sistem terpuat, jelas lebih sentral daripada semua aktor lainnya. Hal ini memperjelas siapa pemimpinnya, dan juga membuat cara pemecahan masalah menjadi lebih jelas. Sistem terpusat, oleh karena itu, tidak membuang waktu untuk mencari cara  atau bersaing untuk kepemimpinan: mereka melakukannya begitu saja.

Harold Leavitt juga menganalisis data berdasarkan posisi dalam jaringan yaitu, berdasarkan aktor. Dia menemukan bahwa: “Posisi paling sentral mengirim pesan paling banyak. Mereka lebih menikmati pekerjaan mereka. Posisi paling sentral mengirim lebih sedikit pesan organisasional dan lebih banyak pesan informasi/solusi. dan dalam jaringan yang sangat terpusat, aktor paling sentral mengirim sedikit pesan informasi daripada pesan solusi.

Kepemimpinan. Implikasi yang menarik dari penelitian Bavelas dan Leavitt adalah bahwa salah satu jalan menuju kepemimpinan adalah sentralitas. Eksperimen selanjutnya oleh Rogge meneliti pertanyaan ini secara rinci. Dia memberikan tes psikologis kepada orang-orang untuk menentukan mana yang memiliki kepemimpinan tinggi, ekstroversi, kecenderungan dominasi dan mana yang sebaliknya. Dia kemudian menempatkan non-pemimpin ke posisi sentral jaringan komunikasi dan membiarkan mereka memainkan permainan. Pertanyaannya adalah, apakah bunga tembok akan tetap menjadi bunga tembok, atau akankah mereka berubah menjadi pemimpin. Jawabannya adalah setelah awalnya menghindari tanggung jawab, mereka akhirnya menjadi pemimpin.

Struktur dan Kognisi

Alex Bavelas, dalam eksperimen ini, memperkirakan bahwa jaringan yang menang adalah jaringan yang polanya memungkinkan penyebaran informasi dalam waktu minimum. Hal ini merupakan karakteristik struktural. Ciri struktural lain ternyata sentralisasi, merupakan struktur yang lebih berpengaruh.

Salah satu alasannya adalah bahwa dalam sistem terpusat, jumlah kemungkinan pola komunikasi jauh lebih kecil. Orang-orang sedikit banyak terpaksa mengadopsi cara tertentu untuk memecahkan masalah. Polalingkaran mengandung banyak kemungkinan, terapi hanya sedikit yang bekerja dengan baik. Semuanya jika bekerja dengan baik, maka jauh lebih sulit bagi orang untuk memilih satu cara dan menaatinya. Hal ini sering terjadi dalam organisasi bahwa cara yang memuaskan yang mudah ditemukan, diterapkan, dan dipatuhi lebih unggul daripada cara optimal yang sulit ditemukan, sulit diterapkan, dan sulit dipertahankan.

Cara yang mendorong orang ke arah struktur adalah cara yang secara alami disukai orang. Orang mudah memahami kepemimpinan. Hal ini jauh lebih sulit untuk memahami sistem yang, dalam  pola lingkaran, sebenarnya akan menghasilkan kinerja yang jauh lebih cepat daripada cara integrator.

Rasionalitas

Rasionalitas berarti pemikiran dan tidakan sesuai dengan penalaran, rasionalitas adalah pemikiran berdasar atas pealaran, berdasar atas penalaran-penalaran yang baik. Apakah yang dimaksud dengan penalaran yang baik itu? Penalaran jika berdasar atas fakta maka fakta itu harus “benar”. Seseorang mungkin mempunyai penalaran yang sangat baik untuk dapt diterioma akan tetapi penalaran tersebut tidak benar. Pemikiran ika berdasar atas penalaran deduktif (deductive reasounging) , maka penalaran itu harus valid. Penalarran yang baik  hars relevan pada kasus yang sedang ditangani,  suatu argumen dan  fkta mungkin saja tidak membentuk rasionalitas jika tidak terarah secara langsung atas masalah yang sedang dipertimbangkn Rasionalitas tergantung pada koherensiPemikiran adalah rsional jika mengandung bnyak alasan,  berdasar  atas fakta, dan berdasr atas keyakinan yang diperlukan untuk menyediakan jaringan logika yang komprehensif dlam mendukung keyainan tertentu.

Definisi rasionalitas Jurgen Hsbermas berbeda dari definisi rasionalitas Weber dan berbeda pula dengan definisi rasionalias Herbert A. Simon. Jurgen Habermas mengelompokkan rasionalitas ke dalam rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri. Weber mengelompokkan rasionalitas ke dalam rasionalitas tujuan dan rasionalitas nilai. Herbert A Simoon menganggap rasionalitas itu terbatas. Max Weber, Jurgen Habermas, dan Herbert A. Simon jika duduk dalam ruang publik membahas rasionalitas, maka ketiganya tidak akan memenuhi keselarasan, ketiganya mencerminkan ketidakselarasan.

Pembahasan mengenai keempat pola di atas memakai variabel interaksi antara para aktor. Interaksi ini menghasilkan pengaruh dan kekuasaan sehingga contoh di atas mencakup pekerjaan, interaksi, dan kekuasaan.  Contoh-contoh di atas mencakup rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, rasionalitas refleksi diri, rasionalitas tujuan, rasionalitas nilai, dan rasionalitas terbatas.

Msnusia tidak hanya memiliki pikiran akan tetapi juga memiliki perasaan, persepsi, intuisi, sikap introversi dan sikap ekstroversi. Kedelapan variabel ini jika dipakai dalam peneli

Pengaruh dan kekuasaan para aktor adalah sama. Masing-masing adalah 2. Hal ini mencerminkan emansipasi dan kesetaraan emansipasi terdapat dalam pola komunikasi ini. Sentralisasi jaringan pengaruh dalam  komunikasi adalah 0%. Sentralisasi jaringan  kekuasaan dalam komunikasi adalah 0%. Hal ini berarti bahwa sentralisasi jaringan pengaruh dan sentralisasi jaringan kekuasaan mencerminkan desentralisasi jaringan pengaruh dan desentralisasi jaringan kekuasaan dalam komunikasi adalah empurna. Keadaan ini mewakili emansipasi dan kesetaraan emansipasi terdapat dalam pola ini.

Tiga pola dari empat pola mewakili emansipsi tidak terdapat dan satu pola mewakili emansipasi dan kesetaraan emansipasi terdapat. Peningkatan jumlah aktor akan meningkatkan pola mewakili emansipasi dan kesetaraan emansipasi tidak terdapat dan hanya satu pola saja yang mencerminkan emansipasi dan kesetaraan emansipasi terdapat. Jumlah aktor jika 50 maka 48 pola mencerminkan emansipasi dan kesetaraan emansipasi tidak terdapat dan satu pola saja yang mewakili emansipasi dan kesetaraan emansipasi itu terdapat. Hal ini berarti bahwa konsep emansipasi dan kesetaraan emansipasi mewakili keadaan yang sangat khusus. Ketiadaan emansipasi  dan ketidaksetaraan emansipasi mewakili keadaan umum walau suatu negara telah menerapkan Marxisme Kultural dan Teori Kritis.

Pembahasan mengenai emansipasi dan kesetaraan emansipasi jika disajikan secara abstrak maka ketidakbenaran konsep emansipasi dan kesetaraan emansipasi tersembunyi sehingga ketidakbenaran konsep emansipasi dan kesetaraan emansipasi tidak dapat diungkap seperti yang telah dilakukan di atas.

Suatu struktur jika makin mengarah pada sentralisasi jaringan pengaruh dan sentralisasi jaringan kekuasaan maka akan makin baik ditinjau dari kinerja. Alex Bavelas dan Harild Leavit memakai konsep sentralisasi untuk mengacu pada jarak keseluruhan dari para aktor dari aktor yang paling sentral yag bertindak sebagai sebagai aktor yang mengintegrasikan informasi. Tiap aktor jika makin dekat pada aktor sentral, maka pemecahan teka-teki itu adalah makin cepat. Pemecahan masalah ini mungkin dilakukan untuk masalah sederhana akan tetapi akan sangat sulit jika masalah ini adalah sangat kompleks sebagai akibat dari jumlah aktor yang terlibat dalam ruang publik adalah makin banyak.

Waktu. Pola Roda dan Y rata-rata jauh lebih cepat daripada pola  rantai dan pola lingkaran.

Pesan. Pola Roda dan pola Y menggunakan jumlah pesan paling sedikit. Pola Rantai lalu pola Lingkaran (yang menggunakan lebih banyak).

Kesalahan. Kesalahan didefinisikan sebagai lemparan tombol yang salah sebelum akhir permainan. Pola Roda, polaY, dan pola Rantai membuat kesalahan paling sedikit, sedangkan pola Lingkaran membuat paling banyak kesalahan tetapi  pola lingkaran memiliki koreksi kesalahan paling banyak.

Kepuasan. Para aktor dalam pola jaringan lingkaran adalah paling menikmati diri mereka sendiri, diikuti oleh pola rantai, pola Y, dan akhirnya pola roda. Hal ini berarti bahwa empat aktor merupakan para aktor yang tidak menikmati jaringan komunikasi, tidak menikmati tindakan komunikatif dalam pola Roda.

Struktur mana yang seharusnya paling cepat?  Pola roda, secara teoretik,  dapat memecahkan teka-teki minimal dalam 5 satuan waktu, Y dalam 4, rantai dalam 5, dan lingkaran hanya dalam 3. Hal ini berarti bahwa pola lingkaran seharusnya yang tercepat, tetapi hasil eksperimen yang sebenarnya justru sebaliknya. Hal ini sekarang, mudah untuk berpikir ‘masalah besar: manusia bukan hanya memiliki pikiran saja akan tetapi juga memiliki perasaan, persepsi, intuisi,sikap ekstroversi, dan sikap introversi.

Bavelas dan Leavitt menytakan bahwa sentralisasi. Suatu struktur jika makin terpusat maka makin baik kinerjanya. Mereka menggunakan “sentralisasi” untuk merujuk pada jarak keseluruhan aktor dari aktor yang paling sentral, yang bertindak sebagai integrator informasi. Tiap aktor jiks makin dekat dengan integrator itu, maka makin cepat teka-teki itu dipecahkan. Langkah menyalurkan semua informasi ke satu integrator bukanlah satu-satunya cara yang mungkin untuk memecahkan masalah. Hal ini merupakan cara  yang masuk akal yang mudah diimplementasikan dan bekerja dengan baik atas masalah sederhana. Orang-orang  tertarik pada solusi semacam itu secara alami, sehingga struktur yang cenderung disalurkan ke pusat yang jelas mencerminkn kecenderungan berkinerja lebih baik. Aktor yang  paling sentral, dalam sistem terpuat, jelas lebih sentral daripada semua aktor lainnya. Hal ini memperjelas siapa pemimpinnya, dan juga membuat cara pemecahan masalah menjadi lebih jelas. Sistem terpusat, oleh karena itu, tidak membuang waktu untuk mencari cara  atau bersaing untuk kepemimpinan: mereka melakukannya begitu saja.

Harold Leavitt juga menganalisis data berdasarkan posisi dalam jaringan yaitu, berdasarkan aktor. Dia menemukan bahwa: “Posisi paling sentral mengirim pesan paling banyak. Mereka lebih menikmati pekerjaan mereka. Posisi paling sentral mengirim lebih sedikit pesan organisasional dan lebih banyak pesan informasi/solusi. dan dalam jaringan yang sangat terpusat, aktor paling sentral mengirim sedikit pesan informasi daripada pesan solusi.

Kepemimpinan. Implikasi yang menarik dari penelitian Bavelas dan Leavitt adalah bahwa salah satu jalan menuju kepemimpinan adalah sentralitas. Eksperimen selanjutnya oleh Rogge meneliti pertanyaan ini secara rinci. Dia memberikan tes psikologis kepada orang-orang untuk menentukan mana yang memiliki kepemimpinan tinggi, ekstroversi, kecenderungan dominasi dan mana yang sebaliknya. Dia kemudian menempatkan non-pemimpin ke posisi sentral jaringan komunikasi dan membiarkan mereka memainkan permainan. Pertanyaannya adalah, apakah bunga tembok akan tetap menjadi bunga tembok, atau akankah mereka berubah menjadi pemimpin. Jawabannya adalah setelah awalnya menghindari tanggung jawab, mereka akhirnya menjadi pemimpin.

Struktur dan Kognisi

Alex Bavelas, dalam eksperimen ini, memperkirakan bahwa jaringan yang menang adalah jaringan yang polanya memungkinkan penyebaran informasi dalam waktu minimum. Hal ini merupakan karakteristik struktural. Ciri struktural lain ternyata sentralisasi, merupakan struktur yang lebih berpengaruh.

Salah satu alasannya adalah bahwa dalam sistem terpusat, jumlah kemungkinan pola komunikasi jauh lebih kecil. Orang-orang sedikit banyak terpaksa mengadopsi cara tertentu untuk memecahkan masalah. Polalingkaran mengandung banyak kemungkinan, terapi hanya sedikit yang bekerja dengan baik. Semuanya jika bekerja dengan baik, maka jauh lebih sulit bagi orang untuk memilih satu cara dan menaatinya. Hal ini sering terjadi dalam organisasi bahwa cara yang memuaskan yang mudah ditemukan, diterapkan, dan dipatuhi lebih unggul daripada cara optimal yang sulit ditemukan, sulit diterapkan, dan sulit dipertahankan.

Cara yang mendorong orang ke arah struktur adalah cara yang secara alami disukai orang. Orang mudah memahami kepemimpinan. Hal ini jauh lebih sulit untuk memahami sistem yang, dalam  pola lingkaran, sebenarnya akan menghasilkan kinerja yang jauh lebih cepat daripada cara integrator.

Rasionalitas

Rasionalitas berarti pemikiran dan tidakan sesuai dengan penalaran, rasionalitas adalah pemikiran berdasar atas pealaran, berdasar atas penalaran-penalaran yang baik. Apakah yang dimaksud dengan penalaran yang baik itu? Penalaran jika berdasar atas fakta maka fakta itu harus “benar”. Seseorang mungkin mempunyai penalaran yang sangat baik untuk dapt diterioma akan tetapi penalaran tersebut tidak benar. Pemikiran ika berdasar atas penalaran deduktif (deductive reasounging) , maka penalaran itu harus valid. Penalarran yang baik  hars relevan pada kasus yang sedang ditangani,  suatu argumen dan  fkta mungkin saja tidak membentuk rasionalitas jika tidak terarah secara langsung atas masalah yang sedang dipertimbangkn Rasionalitas tergantung pada koherensiPemikiran adalah rsional jika mengandung bnyak alasan,  berdasar  atas fakta, dan berdasr atas keyakinan yang diperlukan untuk menyediakan jaringan logika yang komprehensif dlam mendukung keyainan tertentu.

Definisi rasionalitas Jurgen Hsbermas berbeda dari definisi rasionalitas Weber dan berbeda pula dengan definisi rasionalias Herbert A. Simon. Jurgen Habermas mengelompokkan rasionalitas ke dalam rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri. Weber mengelompokkan rasionalitas ke dalam rasionalitas tujuan dan rasionalitas nilai. Herbert A Simoon menganggap rasionalitas itu terbatas. Max Weber, Jurgen Habermas, dan Herbert A. Simon jika duduk dalam ruang publik membahas rasionalitas, maka ketiganya tidak akan memenuhi keselarasan, ketiganya mencerminkan ketidakselarasan.

Pembahasan mengenai keempat pola di atas memakai variabel interaksi antara para aktor. Interaksi ini menghasilkan pengaruh dan kekuasaan sehingga contoh di atas mencakup pekerjaan, interaksi, dan kekuasaan.  Contoh-contoh di atas mencakup rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, rasionalitas refleksi diri, rasionalitas tujuan, rasionalitas nilai, dan rasionalitas terbatas.

Msnusia tidak hanya memiliki pikiran akan tetapi juga memiliki perasaan, persepsi, intuisi, sikap introversi dan sikap ekstroversi. Kedelapan variabel ini jika dipakai dalam penelitian akan menghasilkan 16 pola kepribadian yang berbeda-beda dan tiap pola kepribadian itu sendiri mengandung perbedaan-perbedaan tertentu. Hal ini berarti bahwa  pembahasan hanya mencakup rasionalitas saja mencerminkan ketimpangan, jika tanpa mengandung pembahasan mengenai perasaan, persepsi, intuisi, sikap ekstroversi, dan sikap introversi.

Rangkuman

Kemampuan, kesadaran, dan pengetahuan tiap manusia berbeda-beda dan kemampuan, kesadaran, dan pengetahuan manusia itu terbatas. Manusia memiliki pikiran, perasaan, perepsi, intuisi, sikap ekstrovversi, dan sikap introversi yang dapat dikelompokkan ke dalam 16 kelompok dan tiap kelompok mengandung perbedaan-perbedaan tertentu, jika Myers-Briggs Type Indicator dipakai sebagai perangkat pengukuran 8 variabel tersebut.

Hasil eksperimen Alex Bavelas dibantu oleh Harold Leavitt terdiri dari empat pola yaitu pola roda atau bintang, pola garis atau  rantai, poka  Y, dan pola lingkaran. Tiap pola dapat diukur da hasil pengukuran ini mencakup pengaruh, kekuasaan, sentralisasi atau desentraliasi pengaruh, sentralisasi atau desentralisasi kekuasaan, kepemimpinan, kepuasan, dan sebagainya. Kepuasan merupakan perasaan bukan merupakan pemikiran.

Jurgen Habermas telah membahas rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri dalam kaitannya dengan emansipasi dan kesetaraan emansipasi akan tetapi pembahasannya adalah sangat abstrak tanpa didukung oleh ukuran-ukuran tertentu. Hasil eksperimen Alex Bavelas dapat dipakai unuk membantah kebenaran dari gagasan Jurgen Habermas sebagaimana telah disajikan di atas.

Rasionalitas itu, menurut Herbert A. Simon, terbatas. Rasionalitas, berdasar atas hasil-hasil eksperimen Alex Bavelas,  tercermin dalam hubungan atau interaksi antara para aktor yang telah mencakup pekerjaan, pengaruh, dan kekuasaan.

Permata Depok Regency,  14 April 2023

Daftar Pustaka

Bavelas, A. 1950. Communication Patterns in Task Oriented Groups. The Journal of the Acoustical Society of America. 22p. 725-730.

Borgatti,  Stephen Peter. 1997. Communication Structure and its Effects on Task Performance.

Habermas, Jurgen. 1984. The Theory of Communicsative Action. Vol. 1. Reason and  The Rationalization of Sciety. Boston : Beacon Press.

Habermas, Jurgen. 1984. The Theory of Communicsative Action. Volume 2.  Lifeworld And System : A Critique of Functionalist Reason. Boston : Beacon Press.

Krutikov, Mikhail.2011.  From Kabbalah to  Class Struggle : Expresionism, Marxism, and Yuddish Lieratre in the Life and Work of Meir Wiener. California:  Standford University Press.

Payne, W. Russ. 2023. AnIntroduction to Philosophy. Bellevue Collage.

Solomon, Robert C. and Katthleen M. Higgins.2006. The Big Questions : A Short Introduction to Philosophy. Belmont-California : Wadsworth Cengage Learning.

TEORI KRITIS JURGEN HABERMAS : SUATU KRITIK

Oleh :

Prof. Dr.  Abdullah M. Jaubah, S.E., M.M.

Pendahuluan

Waktu yang tersedia setap hari bagi tiap orang termasuk waktu yang tersedia setiap hari bagi Max Horkheimer, TheodoreAdorno, Walter Benjamin, Herbert Marcus, Erick Fromm, Gorge Lukacs, Sigmun Freud, dan para filsuf lain dapat dikelompokkan ke dalam waktu mereka bangun dan waktu mereka tidur.

Pertanyaan sederhana kepada Thales, Plato, Socrates, Hegel, Kant, David Ricardo, Adam Smith, Karl Marx, Engles,  Weber,  Max Horkheimer, Theodor Adorno, Herbert Marcus, Walter Benjamin, Erick Fromm, George Lukacs, Jurgen Habermas, dan para filsuf lain tidak akan dapat dijawab tatkala mereka tidur. Hal ini berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan filsafat hanya dapat dijawab tatkala seseorang filsuf itu sedangan bangun dan tidak akan dapat dijawab jika mereka sedang tidur. Hal ini berarti bahwa kemampuan berfilsatat itu terbatas hanya tatkala seorang filsuf itu sedang bangun. Kemampuan tersebut, ditinjau dari sudut dimensi waktu, mencerminkan keterbatasan.

Definisi Filsafat

Definisi filsafat dari tiap filsuf juga berbeda-beda termsuk definisi filsafat dari para filsuf dalam lingkungan Frankfurt School. Studi dan penghayatan atas definisi filsafat akan mencakup perbedaan-perbedaan definisi antara para filsuf, dan perbedaan-perbedaan ini mengakibatkan perspetif dan pendekatan di antara para filsuf juga berbeda-beda.

Jurgen Habermas

Jurgen Habermas, (1981). The Theory of Communication Action. Volume 1 and Volume 2 sangat banyak memakai konsep abstrak atau variabel laten yaitu variabel yang belum dapat diobservasi dan belum dapat diukur secara langsung sehingga interpretasi atas konsep-konsep ini akan menimbulkan perbedaan di antara orang-orang. Pembahasan Habermas dalam bab 1 saja banyak mengandung variabel laten. Tiga puluh contoh variabel laten yang terkandung dalam Bab 1 dapat disajikan  sebagai berikut :

Rationality of belief, Rationality of action, Reflection on  the reason embodied in cognition,speech, and action, Reflective consiousness, Consiousness philosophical thouhgt, Reflective competence, Theory of science, Theory of language and meaning, Ethics and action theory, Formal condition of rationality, The theory of argumentation, Rational behavior, Relationship of philosophy and science, Fundamental assumptions, Rational construction of meaning constellations and problems solutions., Cognitive development psychology, Validity claim, Rational natural law, Social interactions, Structure of lifeworld, Connection of sociology to the theory of society, Occidental rationalism, Metatheoretical, methodological, and empirical levels, Relation between rationality and knowledge, Reliability of knowledge, Rationality of an expression, Cognitive insrumental rationality, Communicative rationality, A reflective continuation, dan Questions of truth and justice.

Variabel-variabel laten ini belum dirinci ke dalam beberapa dimensi dan tiap dimensi dirinci ke dalam beberapa subdimensi, dan tiap dimensi dirinci ke dalam beberapa variabel indikator. Suatu rincian baru dapat dinyatakan sebagai variabel indikator jika variabel itu telah dapat diobservasi dan diukur secara langsung.

Perbedaan Makna Rasionalitas dan Emansipasi

Perbedaan ini akan tercermin pula dalam perbedaan makna atas teori kritis, rasionalitas, rasionalitas intrumental, rasionalitas praktikal, rasionalitas refleksi diri, rasinalitas tujuan, rasionalitas nilai, rasionalitas berikat, rasionalitas ekonomi, rasionalitas sosial, rasionalitas politik, dan sebagainya. Definisi kesetaraan emansipasi, ketidaksetaraan emansipasi, dan non-emansipasi juga berbeda-beda dikalangan para filsuf.

Habermas mengungkap rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri. Ruang publik dipakai untuk melakukan komunikasi antara para aktor yang terlibat dalam ruang publik tersebut. Konsep interaksi dan komunikasi antara para aktor mengkominasi konsep pekerjaan dan kekuasaan karena konsep interaksi dapat mencipta pengaruh dan kekuasaan. Hal ini berarti bahwa konsep rasionalitas praktikal mendominasi konsep rasionalitas intrumental dan rasionalitas refleksi diri.

Konsep rasionalitas dalam pembahasan Marxisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan dibahas secara abstrak dan tidak dirinci lebih lanjut ketingkat indikator yang mengandung kemampuan untuk mengobservasi dan mengukur secara langsung. Observasi dan ukuran secara langsung tidak terdapat dalam konsep rasionalitas sebagai variabel laten yang belum dirinci ke dalam beberapa dimensi dan tiap dimensi tidak dirinci ke dalam beberapa subdimensi dan tiap subdimensi dirinci ke dalam beberapa indikator. Rincian subdimensi ke dalam indikator-indikator hanya layak jika indikator-indikator itu telah dapat diobservasi dan diukur secara langsung. Indikator-indikator yang belum dapat diobservasi dan belum dapat diukur secara langsung bukan merupakan indikator.

Wikipedia mengandung penyajian definisi mengenai rasionalitas adalah suatu pola pikir di mana seseorang cenderung bersikap dan bertindak berdasarkan logika dan nalar manusia. Rasionl juga diartikan sebagai hal yang dapat dilakukan dengan yang ada. Gagasan atau ide berpikir rasional memiliki keterkaitan dengan cabang ilmu filsafat. Pemikiran rasional terjadi dengan mempelajari cara berpikir menggunakan logika secara lurus, tepat, dan teratur. Rasionalitas diartikan sebagai suatu konsep normatif yang mengarah pada keyakinan seseorang dengan alasan seseorang dapat percaya dan bertindak.  Istilah rasionalitas cenderung digunakan secara berbeda dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk diskusi khusus ekonomi, sosiologi, psikologi, biologi evolusioner dan ilmu politik. Argumen yang dibangun  dengan memenuhi kaidah logika yang ada dan dapat diterima akal, maka hal ini dapat disebut sebagai bagian ekspresi rasionalitas.

Wikipedia juga mencakup deskripsi mengenai self interest rationality, present time rationality, rasionalitas ekonomi, rasionalitas psikoloogi dalam pengambilan keputusan, dan rasionalitas kecerdasan buatan.

Konsep rasionalitas berikat (bounded rationality) dikembangkan oleh Herbert Simon. Max Weber memakai rasionalitas tujuan dan rasionalitas nilai. Habermas memakai rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri.

Deskripsi rasionalitas di atas masih belum dirinci ke dalam beberapa dimensi, tiap dimensi dirinci ke dalam beberapa subdimensi, dan tiap subdimensi dirinci ke dalam beberapa indikator yang dapat diobservasi dan dapat diukur secara langsung.

Konsep Ruang Publik Habermas

Habermas dalam bukunya yang telah diterbitkan oleh McCarthy (1918) banyak mengandung konsep-konsep abstrak atau variabeo0v

Pemakaian konsep ruang publik Jurgen Habermas atas hasil-hasil eksperimen Alex Bvelan mengungap bahwa tiga kemungkinan mencerminkan hasil komunikasi di antara lima orang aktor atas empat pola komunikasi menunjuukkan hasil bahwa tiga pola komunikasi tidak mencerminkan kesetaraan emansipasi dan hanya satu pola saja yang mencerminkan kesetaraan emansipasi.

Para aktor yang melakukan komunikasi jika meningkat menjadi 30 aktor maka satu pola saja yang menghasilkan kesetaraan emansipasi dan 28 pola tidak menunjukkan kesetaraan emansipasi. Jumlah para aktor yang berkomunikasi dalam ruang publik jika meningkat menjadi 50 aktor maka hanya satu pola saja yang memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi sedangkan 48 pola tidak memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi. Hal ini berlaku dalam suatu negara kapitalistik atau suatu negara yang telah menerapkan Marxisme Kultural dan Teori Kritis Jurgen Haberms.

Hasil eksperimen  Alex Bavelas dapat dipakai untuk mengungkap kelemahan teori Jurgen Habermas jika perangkat lunak komputer yaitu Ucinet 6 for Windows dan Netdraw dimanfaatkan sebagai contoh untuk membongkar kelemahan teori Jurgen Habermas mengenai jenis minat pekerjaan, interaksi, dan kekuasaan serta kelemahan konsep rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri.

Kelemahan Pembahasan Marxisme Kultural dan Teori Kritis Jurgen Habermas

Banyak tulisan mengenai Marxisme Kultural dan Teori Kritis Jurgen Habermas yang telah disusun dalam skripsi atau tesis yang disajikan tanpa pemakaian perangkat lunak komputer seperti dikemukakan di atas. Hal ini mengakibatkan kelemahan-kelemahan tidak dapat diungkap dan hasil pembahasan biasanya menganggap bahwa Marxime Kultural dan Teori Kritis Habermas itu tidak mengandung kelemahan. Pembahasan mengenai Marxisme Kultural dan Teori Kritis juga tidak mengandung hubungan antara Marxisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan sehingga pembahasan-pembahasan tersebut mengandung ketimpangan.

Bukti Kelemahan Ruang Publik Habermas

Hasil eksperimen Alex Bavels akan dipakai di sini. Hasil eksperimen Alex Bvelas terdiri dari empat pola yaitu pola komunikasi roda atau bintang, pola komunikasi rantai, pola komunikasi Y, dan pola komunikasi semua saluran. Eksperimen Alex Bavelas memakai lima akor.

Pola Komunikasi  Roda atau Bintang

Penelitian Alex Bavelas mengenai jaringan komunikasi. Jaringan merupakan suatu  situasi terstruktur di mna orang-orng menyampaikan pesan atau informasi dalam suatu pola tertentu. Konfigurasi jaringan komunikasi, menurut hasil eksperimen Alex Bavelas menckup jaringan roda atau jaringan bintang, jaringn rantai, jaringan Y, dan jaringan semua saluran.

Setiap anggota, dalam jaringan roda atau bintang,  berkomunikasi dengan aktor yang terletak di tengah-tengah. Situasi komunikasi dalam pola roda atau bintang ini mencerminkan situsi dalam suatu organisasi di mana para bawahan berkomunikasi dengan atasan langsung mereka. Situasi ini mengandung sentralisasi pengaruh dan sentralisasi kekuasaan yang sangat kuat.

Jaringan rantai melukiskan situasi di mana dua anggota pada bagian ujung rantai hanya dapat berkomunikasi dengan orang di antara mereka dn orang yang terletak di pusat. Orang yang terletak di tengah-tengah menyampaikan informasi ke atas. Jringan rantai ini dapat dipandang sebagai sentralisasi informasi dengan sentralisasi yang lebih rendah jika dibanding dengan sentralisasi dalam jaringan roda.

Jaringan Y mencerminkan satu aktor mendominasi pengaruh dan mendominasi kekuasaan karena pengaruh dan kekuasaannya lebih besar dari para aktor lain.

Jaringan semua saluran mencerminkan bahwa setiap orang dapat berkomunikasi dengan orang-orang lain. Jaringan ini menunjukkan pola desentralisasi dan menggambarkan jaringan komunikasi bebas oleh semua orang. Jaringan ini juga mencerminkan emansipasi setara.

Pola-pola komuikasi tersebut mengandung dampak terhadap organisasi. Sentralisasi dalam jaringan komunikasi roda dan jaringan rantai mungkin cocok untuk menghimpun informasi untuk mengatasi masalah-masalah rutin. Sentralisasi ini mungkin mengandung kesempatan untuk mempengaruhi orang-orang lain dan untuk melaksanakan kepemimpinan. Para anggota dalam jaringan roda dan jaringan rantai mengetahui bahwa komunikasi mereka harus mengalir dari orang yang berada di pusat.

Jaringan semua saluran mencerminkan desentralisasi pengaruh dan desentralisasi kekuasaan dan mungkin sesuai dengan masalah-masalah yang belum jelas dan bukan masalah rutin. Orang-orang dalam jaringan komunikasi semua saluran ini dapat berkomunikasi secara bebas dan kreativitas mereka dapat dipakai untuk mengembngkan alternatif-alternatif pemecahan terhadap suatu masalah. Arus komunikasi yang bebas ini dapat juga memuaskan orang-orang pada saat mereka memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah.

Deskripsi di atas merupakan hasil-hasil dari eksperimen Alex Bavelas atas kelompok kecil yang terdiri dari lima aktor. Analisis lebih lanjut dapat dilakukan melalui analisis jaringan komunikasi sebagai bagian dari analisis jaringan sosial.

Analisis Jaringan Komunikasi Roda

Perangkat lunak komputer yaitu Ucinet 6 for Windows dan Netdraw akan dipakai di sini. Nerara, secara fiktif diasumsikan telah berhasil menerapkan Marxisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan. Data yang diperoleh dari Ekperimen Alex Bavelas adalah sebagai berikut :

Diagram jaringan komunikasi roda adalah sebagai berikut :

Hasil ini mencerminkan :

Aktor C mendominasi jaringan komunikasi dengan pengaruh (Outdegree) adalah 4 dan kekuasaan (Indegree) adalah 4. Jaringan pengaruh mencerminkan sentralisasi dan jaringan kekuasaan juga mencerminkan sentralisasi. Hal ini berarti kesetaraan emansipasi tidak terdapat dalam pola jaringan komunikasi roda atau bintang.

Anlisis Jaringan Komuniksi Rantai

Diagram jaringan komunikasi rantai dapat dicipta sebagai berikut :

Diagram ini dapat juga digambarkan dalam bentuk garis. Aktor A mempunyi hubungan dua arah hanya dengan aktor B. Aktor B juga mempunyai hubungan dua arah dengan aktor C. Aktor C mempunyai hubungan dua arah dengan aktor D, dan aktor D mempunyai hubungan dua arah dengan aktorE. Aktor B, aktor C, dan aktor D berbeda dari aktor A dan aktor E.

Hasil analisis adalah sebagai berikut :

Aktor B, C, dan D mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang sama dan lebih besar daripada pengaruh dan kekuasaan dari aktor A dan E. Jaringn pengaruh mencerminkan desentralisasi dan jaringan kekuasaan juga mencerminkan desentralisasi. Konsep kesetaraan emansipasi tidak terdapat karena pengaruh dan kekuasaan mengandung perbedaan. Satu kesetaraan emansipasi terdapat dalam contoh ini. Hal ini berarti bahwa ketidaksetaraan emansipasi lebih besar daripada kesetaraan emansipasi.

Banyak pembahasan mengenai emansipasi belum mengungkap pola yang terkandung dalam hubungan jaringan komunikasi antara beberapa orang dan pembahasan ini mecerminkan bahwa emansipasi terdapat dalam suatu negara yang telah  menerapkan Marxisme Kultural dan Teori Kritis tanpa berdasar atas bukti empiris sehingga gagasan mengenai emansipasi menjadi tidak bermakna.

Analisis Jaringan Komunikasi Y

Aktor C memiliki pengaruh 3 dan kekuasaan 3. Aktor D memiliki pengaruh 2 dan kekuasaan 2. Aktor A, aktor B, dan aktor E masing-masing memiliki pengaruh 1 dan kekuasaan 1. Hubungan komunikasi pola Y ini mencerminkan desentraliasi pengaruh dan desentralisasi kekuasaan. Kesetaraan emansipasi dalam suatu negara fiktir ini, tidak tercapai karena perbedaan terdapat dalam pengaruh dan kekuasaan.

Data  jaringan komunikasi pola Y adalah sebagai berikut :

Diagram Jaringan Komunikasi Pola Y adalah sebagai berikut :

Hasil analisis jaringan komunikasi pola Y adalah sebagai berikut :

Anlisis Jaringan Komunikasi Semua Saluran

Diagram jaringan komunikasi semua saluran adalah sebagai berikut :

Kesetaraan emansipasi terdapat dalam komunikasi semua arah. Hasil analisis dapat disajikan sebagai berikut :

Setiap aktor mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang sama, masing-masing adalah 4. Jaringan pengaruh dan jaringan kekuasaan mencerminkan desentralisasi sempurna.

Hasil-hasil eksperimen dari Alex Bavelas di atas mengungkap bahwa dalam negara yang telah menerapkan Marxime Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan mencerminkan bahwa lebih banyak situasi yang mencerminkan ketidaksetaraan emansipasi daripada mencerminkan kesetaraan emansipasi. Empat contoh hasil eksperimen Alex Bavelas menunjukkan bahwa ketidaksetaraan adalah 3 dan kesetaraan adalah 1. Para aktor jika makin banyak, misalkan 30 aktor, maka ketidaksetaraan emansipasi adalah 28 dan kesetaraan emansipasi adalah 1.

Aliran Frakfurt didominasi oleh para pakar keturunan Jahudi. Max Horkheimer, Theodore W. Adorno, Walter Benjamin,  Lukacs, Erick Fromm,  dan Herbert Marcus. Karl Marx, David Ricasrdo, dan Freud, juga merupakan keturunan Jahudi yang telah mendominasi pemikiran Marxisme Kultural dan Teori Kritis. Jurgen Habermas bekerja dalam lingkungan keturunan Yahudi di Aliran Frankfurt.

Banyak tulisan telah disusun mengenai Marxisme Kultural, teori kritis, dan ruang publik. Banyk pula tulisan mengenai gagasan Jurgen Habermas tentang teori kritis dan ruang publik yang telah disusun berdasar atas gagasan yang secara langsung atau tidak langsung berasal dari orang-orang Jahudi.  Jurgen Habermas merupakan salah seorang yang aktif dalam aliran Frankfurt. Orang-orang Jahudi ini menganut hukom dan tradisi Jahudi dan menganut Judaism. Pertentangan pendapat telah dialami antara Erick Fromm dan Max Horkheimer dan Herbert Marcus.

Banyak variabel laten dipakai dalam pembahasan mengenai public sphere. Variabel-variabel laten yaitu variabel-variabel yang tidak dapat diobservasi dan tidak dapat diukur secara langsung. Rincian variabel variabel laten ke dalam beberapa dimensi, tiap dimensi dirinci ke dalam beberapan sub-dimensi, dan tiap subdimensi dirinci lebih lanjut ke dalam variabel-variabel inikator dilakukan bukan berdasar atas pikiran sehat akan tetapi berdasar atas teori. Suatu variabel baru dapat dinyatakan sebagai variabel indikator jika variabel ini telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung. Salah satu dari kedua persyaratan ini jika belum terpenuhi maka variabel tersebut belum dapat dinyatakan sebagai variabel indikator.

Konsep-konsep seperti public deliberation, sopisticted political marketing technique, media culture, patterns of political behavior, official institutions of democracy, historical dialectic, relation between law, morality, and reason,  contitutional norms, human rights, sphere of interaction,  performance before the people,  civil society, ideology of private autonomy,  network of communication, network of merchants, public culture, economic and political life, polarization, privtization of religion, depersonalized state authority, a complex relationship between economy and state, private sphere, Habermas menganggap  the political, economic, cultural and technological developments of the press played a fundamental role, general interest, communication flows into regopnal and national of interconnection and interdependency. Konsep-konsep abstrak sebagai variabel-variabel laten masih banyak terkandung dalam gagasan Habermas akan tetapi contoh-contoh di atas telah cukup mengungkap bahwa konsep-konsep itu dapat diinterpretasikan secara berbeda-beda antara para penulis mengenai private dan public sphare karena konsep-konsep ini masih harus dirinci ketingkat variabel-variabel indikator yang telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung. Konsep-konsep abstrak sebagai variabel-variabel laten ini juga dipakai oleh para penulis public sphere di Indonesi.

Konep Emansipasi

Konsep minat kekuasaan bersifat sebagai  minat emansipasimerupakan rasionalitas refleksi diri berhubunfan dengan teori kritis. Habermas memakai konsep-konsep pekerjaan, interaksi, kekuasaan, teknik, praktis, emansipasi, rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas self-reflection sebagai konsep-konsep abstrak atau konsep-konsep laten yang belum dapat diobservasi dan belum dapat diukur secara langsung.

Konsep emansipasi dapat dijelaskan berdasar atas interaksi para mahasiswa dalam melakukan komunikasi. Jumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan, dalam contoh ini, adalah 18 orang. Jumlah ini dipakau untuk mengungkap musyawarah yang mencerminkan kompleksitas. Sifat minat emansipasi hanya merupakan satu kemungkinan saja sedangkan sifat minat non-emansipasi mendominasi komunikasi ini. Emansipasi berarti kemerdekaan atau pembebasan. Orang-orang mempunyai kemerdekaan untuk menganut atau tidak menganut suatu agama. Orang-orang mempunyai kemerdekaan untuk menganut agama kristen, gama hindu, agama budha, agama Islam atau orang-orang mempuyai kemerdekaan tidak menganut suatu agama. Emansipasi dapat berarti kemerdekaan dalam segala hal, kebebasan dalam homosexual, kebebasan dalam lesbian, kebebasan dalam menyampaikan pendapat, kebebasan dalam bertindak, dan sebagainya.

Suatu negara fiktif merupakan negara yang telah sesuai dengan gagasan Marxisme Kultural dan Teori Kritis Jurgen Habermas di mana para mahasiswa itu melakukan komunikasi. Data komunikasi fiktif ini dikumpulkan dan mencerminkan dua arsip data untuk mengungkap komunikasi yang tidak sesuai dengan konsep emansipasi dan komunikasi yang sesuai dengan konsep emansipasi. Enam belas model merupakan model interaksi komunikasi yang tidak sesuai dengan emansipasi dan satu model yang sesuai dengan emansipasi. Para mahasisw ini merupakan para mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Musyawarah mereka mengenai kebijakan konsumsi, kebijakan investasi, kebijakan tabungan, kebiyakan impor, kibijakan ekspor, kebijakan pendapatan pemerintah, dan kebijakan pengeluaran pemerintah. Musyawarah ini mungkin menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa sepakat atas kebijakan-kebijakan ini sehingga kesepakatan sempurna tidak tercapai.

Contoh pertama adalah sebagai berikut :

Diagram jaringan komunikasi dapat disajikan sebagai berikut :

Data dan diagram jaringan ini mencerminkan hasil sebagai berikut :

Aktor R, ditinjau dari sudut derajat sentralitas, mendominasi proses komunikasi karena memiliki pengaruh (outdegree) dan kekuasaan (Indegree) paling besar daripada pengaruh dan kekuasaan para aktor lain. Hasil lain adalah sebagai berikut :

Hasil di atas mencerminkan hasil mengenai statistik deskriptif dan sentralisasi jaringan pengaruh adalah 14,014% dan sentralisasi jaringan kekuasaan adalah 15,052%. Sentralisasi jaringan pengaruh dan sentralisasi jaringan kekuasaan adalah lebih rendah daripada batas sentralisasi dan batas desentralisasi yaitu 50% sehingga jaringan komunikasi ini lebih mencerminkan desentralisasi pengarhu dan desentralisasi kekuasaan dalam jaringan komunikasi para mahasiswa ini. Hal ini mencerminkan bahwa emansipasi tidak terdapat dalam contoh ini. Enam belas hasil yang mencerminkan non-emansipasi akan tercipta sedangkan satu emansipasi akan terdapat jika interaksi di atas mengalami perubahan. Contoh emansipasidalam komunikasi di antara 18 mahasiswa ini dapat disjikan berdasar atas data di bawah ini :

Diagram jaringan, berdasar atas data di atas, adalh sebagai berikut :

Diagram jaringan komunikasi antara mahasiswa ini adalah sangat kompleks dan mencerminkan kesetaraan dalam proses komunikasi di samping mencerminkan emansipasi. Ruang pubik yang terdiri dari 18 mahasiswa dan tiap mahasiswa  melakukan interaksi komunikasi dengan para mahasiswa lain mencerminkan kemerdeaan dan kesetaraan. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:

Hasil ini mencerminkan bahwa setiap mahasiswa memiliki pengaruh  dan kekuasaan yang sama, masing-masing adalah 17 sehingga emansipasi dan kesetaraan sempurna terdapat dalam interaksi komunikasi ini. Hasil lain adalah sebagai berikut :

Hasil di atas mencerminkan bahwa sentralisasi jaringan pengaruh adalah 0% dan sentralisasi jaringan kekuasaan adalah 0%. Hal ini berarti bahwa interaksi komunikasi antara para mahasiswa itu mencerminkan desentralisasi pengaruh dan desentralisasi kekuasaan.

 Rangkuman

Kemampuan ilmu atau pengetahuan manusia adalah sangat terbatas.  Ruang publik dari hasil eksperimen Alex Bavelas terdiri dari lima aktor dan eksperimen Alex Bavelas telah menghasilkan empat pola yaitu pola komunikasi roda atau bintang, pola komunikasi rantai, pola komunikasi Y, dan pola komunikai  semua saluran.  Tiga pola komunikasi hasil eksperimen Alex Bavelas tidak memenuhi ketentuan  keselarasan emansipasi dan hanya satu pola yang memenuhi persyaratan  keselarasan emansipasi. Contoh 18 mahasiswa melakukan komunikasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa  16 pola komunikasi tidak memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi dan hanya satu pola saja yang memenuhi kesetaraan emansipasi. Hal ini berarti makin banyak aktor yang melakukan komunikasi akan makin banyak pola komunikasi yang tidak memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi dan makin sedikit para aktor yang berkomunikasi akan makin sedikit pola yang tidak memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi dan hanya satu yang memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi.

Hal ini berarti bahwa kesetaraan emansipasi merupakan konsep khusus sedangkan ketidaksetaraan emansipasi merupakan konsep umum walau hal ini dilakukan dalam suatu negara yang telah menerapkan Marxisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan.

Manusia yang sedang bangun mempunyai keterbatasan ilmu atau pengetahuan. Rasionalitas Weber berbeda dengan rasionalits Jurgen Habermas dan rasionalitas Weber dan Jurgen Habermas juga berbeda dari rasionlitas Herbert Simon. Hal ini berarti bahwa ketiga pakar ini mempunyai konsep berbeda atas rasionalitas dan konsep rasionalitas sendiri belum dirinci ke dalam dimensi-dimensi, subdimensi-subdimensi dari suatu dimensi, dan indikator-indikator dari suatu subdimensi. Suatu indikator dari rasionalitas baru dapat dianggap sebagai suatu indikator jika telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung. Suatu indikator yang belum dapat diobservasi dan belum dapat diukur secara langsung bukan merupakan indikator.

Rincian kesetaraan emansipasi dan rasionalitas dari Jurgen Habermas belum mampu dirinci ke dalam tingkat indikator-indikator yang telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung sehingga interpretasi atas ke dua konsep ini dapat berbeda-beda.

Permata Depok Regency, 1 April 2023

LAMPIRAN 1

Jurgen Habermas telah menulis buku berjudukl The Theory of Communication Action yang terdiri dari dua volume. Volume 1 mengandung pembahasan mengenai Reason And The Rationlixzation of Society dan volume 2 mengandung pembahasan mengenai  Lifeword And System : A Critique of Functionlis Reason. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh  Thomas McCarthy (1981).

Pembahasan dalam buku ini mencakup pembahasan Volume 1 dan Volume 2 adalah sebagai berikut:

  1. Introduction : Approaches to the Problem of Rationality
  2. Rationality – A Preliminary Specification
  3. Some Characteristics of the Mythical and the Modern Ways of Understanding  the World.
  4. Relations to the World and Aspects of Rationality in Four Sociological Concepts of Action
  5. The Poroblem of Understanding Meaning in Social Sciences.
  6. Max Weber’s Theory of Rationalization
  7. Occidental Rationalization
  8. The Disenchantment of Religious Metaphysical Worldviess and the Emergence of Modern Structures of Conciousness.
  9. Modrnization as Societal Rationalization : The Role of Protestant Ethic.
  10. The Rtionalization of Law. Weber’s Diagnosis of the Times
  11. Intermediate Reflection : Social Action, Purposeve Activity, and Communication
  12. From Lukacs to Adorno : Rationalization as Reification
  13. Max Weber in the Trdition of Western Marxism.
  14. The Critique of Instrumental Reason
  15. The Paradigm Shift in Mead and Durkheim: From Purposive Activity to Communicative Action
  16. The Foundations of Social Science in the Theory of Communication
  17. The Authority of Sacred and the  Normtive Background of Communicative Action
  18. The Rational Structure of the Linguistication of the Sacred.
  19. Intermediate Reflection : System and Lifeworld
  20. The Concept of the Lifeworld and Hermeneutic Idealism of Interpretative Sociology.
  21. The Uncoupling of System and Lifeworld
  22. Talcot Pearsons : Problems in Construction of Social Theory
  23. From Normativistic Theory of Action to Systems Theory of Society
  24. The Development of Systems Theory\
  25. The Theory of Modernity
  26. Concluding Reflrections : From Parsons through Weber to Marx
  27. A Backward Glance : Weber’s Theory of Modernity
  28. Marx nd The Thesis of Internal Colonization.
  29. The Tasks of a Critical Theory In Society.

Pembahasan Jurgen Habermas sebagaimana tercermin dalam daftar isi bukunya mengandung banyak konsep abstrak, banyak variabel laten.

 Daftar Pustaka

Calhoun, Craig (ed.). 1992. Habermas and The Public Sphere. Baskerville : Massachusetts Intitute of Technology

Gerung, Kocky.1991. Marxisme Kultural Dan Teori Kritis Jurgen Habermas. Depok : Universitas Indonesia.

Goode, Luke. 2005. Jurgen Habermas : Democracy and the Public Sphere. London : Pluto Press.

Habermas, Jurgen. 1981. The Theory of Communication Action. Volume 1 and Volume 2. Terjemahn oleh : Thoma McCarthy. Boston : Beacon Press.

Kerlinger, Fred. N. 1968. Foundation of Behavioral Research. Terjemahan oleh Simatupang, Landung R. Dan H. J. Koesoemanto. 1998. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gajah Mda University Press.

Littlejohn, Stephen W. Dan Karen A. Foss. 2008.  Theories of Human Communication. Terjemahan oleh Muhammad Yusuf Hamdan. 2009. Teori Komunikasi.  Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.

Malmberg, Tarmo. 2010. The Connection between the Political and the Cultural Public Spheres – a Neglected Young-Habermasian Problematic. Hamburg : Third European Communication Research Conference.

Payrow Shabani, Omid A. 2003. Democracy, Power, And Legitimacy :  The Critical Theory Of Jurgen Habermas. Toronto : University of Toronto Press Incorporated.

Sumber Internet

https://tafsirweb.com/1568-surat-an-nisa-ayat-36.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5799329/ayat-quran-apa-yang-menjelaskan-tujuan-penciptaan-jin-dan-manusia

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/19/07/11/pughmc458-menyayangi-orang-miskin

https://www.tokopedia.com/s/quran/al-qasas/ayat-67?utm_source=google

https://bangka.tribunnews.com/2022/10/19/7-keistimewaan-dan-keutamaan-amalan-menyantuni-anak-yatim-dapat-gelar-abror-dari-allah?page=all

http://repository.uinsu.ac.id/11586/1/Skripsi%20Azhar%20Mansyur%20Nasution.pdf

Perangkat Lunak Komputer

Borgatti, S.P., Everett, M.G, Freeman, L.C. (2002). Ucinet 6 for Windows : Software for Social Network Analysis. Harvard, M.A. : Analytic Technoology.

Borgatti, S.P. 2002. Netdraw : Network Visualization. Harvard, M.A.

TEORI KRITIS JURGEN HABERMAS : SUATU KRITIK

Oleh :

Prof. Dr.  Abdullah M. Jaubah, S.E., M.M.

Pendahuluan

Waktu yang tersedia setap hari bagi tiap orang termasuk waktu yang tersedia setiap hari bagi Max Horkheimer, TheodoreAdorno, Walter Benjamin, Herbert Marcus, Erick Fromm, Gorge Lukacs, Sigmun Freud, dan para filsuf lain dapat dikelompokkan ke dalam waktu mereka bangun dan waktu mereka tidur.

Pertanyaan sederhana kepada Thales, Plato, Socrates, Hegel, Kant, David Ricardo, Adam Smith, Karl Marx, Engles,  Weber,  Max Horkheimer, Theodor Adorno, Herbert Marcus, Walter Benjamin, Erick Fromm, George Lukacs, Jurgen Habermas, dan para filsuf lain tidak akan dapat dijawab tatkala mereka tidur. Hal ini berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan filsafat hanya dapat dijawab tatkala seseorang filsuf itu sedangan bangun dan tidak akan dapat dijawab jika mereka sedang tidur. Hal ini berarti bahwa kemampuan berfilsatat itu terbatas hanya tatkala seorang filsuf itu sedang bangun. Kemampuan tersebut, ditinjau dari sudut dimensi waktu, mencerminkan keterbatasan.

Definisi Filsafat

Definisi filsafat dari tiap filsuf juga berbeda-beda termsuk definisi filsafat dari para filsuf dalam lingkungan Frankfurt School. Studi dan penghayatan atas definisi filsafat akan mencakup perbedaan-perbedaan definisi antara para filsuf, dan perbedaan-perbedaan ini mengakibatkan perspetif dan pendekatan di antara para filsuf juga berbeda-beda.

Jurgen Habermas

Jurgen Habermas, (1981). The Theory of Communication Action. Volume 1 and Volume 2 sangat banyak memakai konsep abstrak atau variabel laten yaitu variabel yang belum dapat diobservasi dan belum dapat diukur secara langsung sehingga interpretasi atas konsep-konsep ini akan menimbulkan perbedaan di antara orang-orang. Pembahasan Habermas dalam bab 1 saja banyak mengandung variabel laten. Tiga puluh contoh variabel laten yang terkandung dalam Bab 1 dapat disajikan  sebagai berikut : Rationality of belief, Rationality of action, Reflection on  the reason embodied in cognition,speech, and action, Reflective consiousness, Consiousness philosophical thouhgt, Reflective competence, Theory of science, Theory of language and meaning, Ethics and action theory, Formal condition of rationality, The theory of argumentatioRational behavior, Relationship of philosophy and science, Fundamental assumptions, Rational construction of meaning constellations and problems solutions, Validity claim, Rational natural law, Social interactions, Structure of lifeworld, Connection of sociology to the theory of society, Occidental rationalism. Metatheoretical, methodological, and empirical levelsRelation between rationality and knowledge, Reliability of knowledge, Rationality of an expression, Cognitive insrumental rationality, Communicative rationality, A reflective continuation, dan Questions of truth and justice.

Variabel-variabel laten ini belum dirinci ke dalam beberapa dimensi dan tiap dimensi dirinci ke dalam beberapa subdimensi, dan tiap dimensi dirinci ke dalam beberapa variabel indikator. Suatu rincian baru dapat dinyatakan sebagai variabel indikator jika variabel itu telah dapat diobservasi dan diukur secara langsung.

Perbedaan Makna Rasionalitas dan Emansipasi

Perbedaan ini akan tercermin pula dalam perbedaan makna atas teori kritis, rasionalitas, rasionalitas intrumental, rasionalitas praktikal, rasionalitas refleksi diri, rasinalitas tujuan, rasionalitas nilai, rasionalitas berikat, rasionalitas ekonomi, rasionalitas sosial, rasionalitas politik, dan sebagainya. Definisi kesetaraan emansipasi, ketidaksetaraan emansipasi, dan non-emansipasi juga berbeda-beda dikalangan para filsuf.

Habermas mengungkap rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri. Ruang publik dipakai untuk melakukan komunikasi antara para aktor yang terlibat dalam ruang publik tersebut. Konsep interaksi dan komunikasi antara para aktor mengkominasi konsep pekerjaan dan kekuasaan karena konsep interaksi dapat mencipta pengaruh dan kekuasaan. Hal ini berarti bahwa konsep rasionalitas praktikal mendominasi konsep rasionalitas intrumental dan rasionalitas refleksi diri.

Konsep rasionalitas dalam pembahasan Marxisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan dibahas secara abstrak dan tidak dirinci lebih lanjut ketingkat indikator yang mengandung kemampuan untuk mengobservasi dan mengukur secara langsung. Observasi dan ukuran secara langsung tidak terdapat dalam konsep rasionalitas sebagai variabel laten yang belum dirinci ke dalam beberapa dimensi dan tiap dimensi tidak dirinci ke dalam beberapa subdimensi dan tiap subdimensi dirinci ke dalam beberapa indikator. Rincian subdimensi ke dalam indikator-indikator hanya layak jika indikator-indikator itu telah dapat diobservasi dan diukur secara langsung. Indikator-indikator yang belum dapat diobservasi dan belum dapat diukur secara langsung bukan merupakan indikator.

Wikipedia mengandung penyajian definisi mengenai rasionalitas adalah suatu pola pikir di mana seseorang cenderung bersikap dan bertindak berdasarkan logika dan nalar manusia. Rasionl juga diartikan sebagai hal yang dapat dilakukan dengan yang ada. Gagasan atau ide berpikir rasional memiliki keterkaitan dengan cabang ilmu filsafat. Pemikiran rasional terjadi dengan mempelajari cara berpikir menggunakan logika secara lurus, tepat, dan teratur. Rasionalitas diartikan sebagai suatu konsep normatif yang mengarah pada keyakinan seseorang dengan alasan seseorang dapat percaya dan bertindak.  Istilah rasionalitas cenderung digunakan secara berbeda dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk diskusi khusus ekonomi, sosiologi, psikologi, biologi evolusioner dan ilmu politik. Argumen yang dibangun  dengan memenuhi kaidah logika yang ada dan dapat diterima akal, maka hal ini dapat disebut sebagai bagian ekspresi rasionalitas.

Wikipedia juga mencakup deskripsi mengenai self interest rationality, present time rationality, rasionalitas ekonomi, rasionalitas psikoloogi dalam pengambilan keputusan, dan rasionalitas kecerdasan buatan.

Konsep rasionalitas berikat (bounded rationality) dikembangkan oleh Herbert Simon. Max Weber memakai rasionalitas tujuan dan rasionalitas nilai. Habermas memakai rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri.

Deskripsi rasionalitas di atas masih belum dirinci ke dalam beberapa dimensi, tiap dimensi dirinci ke dalam beberapa subdimensi, dan tiap subdimensi dirinci ke dalam beberapa indikator yang dapat diobservasi dan dapat diukur secara langsung.

Konsep Ruang Publik Habermas

Habermas dalam bukunya yang telah diterbitkan oleh McCarthy (1918) banyak mengandung konsep-konsep abstrak atau variabeo0v

Pemakaian konsep ruang publik Jurgen Haermas atas hasil-hasil eksperimen Alex Bvelan mengungap bahwa tiga kemungkinan mencerminkan hasil komunikasi di antara lima orang aktor atas empat pola komunikasi menunjuukkan hasil bahwa tiga pola komunikasi tidak mencerminkan kesetaraan emansipasi dan hanya satu pola saja yang mencerminkan kesetaraan emansipasi.

Para aktor yang melakukan komunikasi jika meningkat menjadi 30 aktor maka satu pola saja yang menghasilkan kesetaraan emansipasi dan 28 pola tidak menunjukkan kesetaraan emansipasi. Jumlah para aktor yang berkomunikasi dalam ruang publik jika meningkat menjadi 50 aktor maka hanya satu pola saja yang memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi sedangkan 48 pola tidak memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi. Hal ini berlaku dalam suatu negara kapitalistik atau suatu negara yang telah menerapkan Marxisme Kultural dan Teori Kritis Jurgen Haberms.

Hasil eksperimen  Alex Bavelas dapat dipakai untuk mengungkap kelemahan teori Jurgen Habermas jika perangkat lunak komputer yaitu Ucinet 6 for Windows dan Netdraw dimanfaatkan sebagai contoh untuk membongkar kelemahan teori Jurgen Habermas mengenai jenis minat pekerjaan, interaksi, dan kekuasaan serta kelemahan konsep rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas refleksi diri.

Kelemahan Pembahasan Marxisme Kultural dan Teori Kritis Jurgen Habermas

Banyak tulisan mengenai Marxisme Kultural dan Teori Kritis Jurgen Habermas yang telah disusun dalam skripsi atau tesis yang disajikan tanpa pemakaian perangkat lunak komputer seperti dikemukakan di atas. Hal ini mengakibatkan kelemahan-kelemahan tidak dapat diungkap dan hasil pembahasan biasanya menganggap bahwa Marxime Kultural dan Teori Kritis Habermas itu tidak mengandung kelemahan. Pembahasan mengenai Marxisme Kultural dan Teori Kritis juga tidak mengandung hubungan antara Marxisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan sehingga pembahasan-pembahasan tersebut mengandung ketimpangan.

Bukti Kelemahan Ruang Publik Habermas

Hasil eksperimen Alex Bavels akan dipakai di sini. Hasil eksperimen Alex Bvelas terdiri dari empat pola yaitu pola komunikasi roda atau bintang, pola komunikasi rantai, pola komunikasi Y, dan pola komunikasi semua saluran. Eksperimen Alex Bavelas memakai lima akor.

Pola Komunikasi  Roda atau Bintang

Penelitian Alex Bavelas mengenai jaringan komunikasi. Jaringan merupakan suatu  situasi terstruktur di mna orang-orng menyampaikan pesan atau informasi dalam suatu pola tertentu. Konfigurasi jaringan komunikasi, menurut hasil eksperimen Alex Bavelas menckup jaringan roda atau jaringan bintang, jaringn rantai, jaringan Y, dan jaringan semua saluran.

Setiap anggota, dalam jaringan roda atau bintang,  berkomunikasi dengan aktor yang terletak di tengah-tengah. Situasi komunikasi dalam pola roda atau bintang ini mencerminkan situsi dalam suatu organisasi di mana para bawahan berkomunikasi dengan atasan langsung mereka. Situasi ini mengandung sentralisasi pengaruh dan sentralisasi kekuasaan yang sangat kuat.

Jaringan rantai melukiskan situasi di mana dua anggota pada bagian ujung rantai hanya dapat berkomunikasi dengan orang di antara mereka dn orang yang terletak di pusat. Orang yang terletak di tengah-tengah menyampaikan informasi ke atas. Jringan rantai ini dapat dipandang sebagai sentralisasi informasi dengan sentralisasi yang lebih rendah jika dibanding dengan sentralisasi dalam jaringan roda.

Jaringan Y mencerminkan satu aktor mendominasi pengaruh dan mendominasi kekuasaan karena pengaruh dan kekuasaannya lebih besar dari para aktor lain.

Jaringan semua saluran mencerminkan bahwa setiap orang dapat berkomunikasi dengan orang-orang lain. Jaringan ini menunjukkan pola desentralisasi dan menggambarkan jaringan komunikasi bebas oleh semua orang. Jaringan ini juga mencerminkan emansipasi setara.

Pola-pola komuikasi tersebut mengandung dampak terhadap organisasi. Sentralisasi dalam jaringan komunikasi roda dan jaringan rantai mungkin cocok untuk menghimpun informasi untuk mengatasi masalah-masalah rutin. Sentralisasi ini mungkin mengandung kesempatan untuk mempengaruhi orang-orang lain dan untuk melaksanakan kepemimpinan. Para anggota dalam jaringan roda dan jaringan rantai mengetahui bahwa komunikasi mereka harus mengalir dari orang yang berada di pusat.

Jaringan semua saluran mencerminkan desentralisasi pengaruh dan desentralisasi kekuasaan dan mungkin sesuai dengan masalah-masalah yang belum jelas dan bukan masalah rutin. Orang-orang dalam jaringan komunikasi semua saluran ini dapat berkomunikasi secara bebas dan kreativitas mereka dapat dipakai untuk mengembngkan alternatif-alternatif pemecahan terhadap suatu masalah. Arus komunikasi yang bebas ini dapat juga memuaskan orang-orang pada saat mereka memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah.

Deskripsi di atas merupakan hasil-hasil dari eksperimen Alex Bavelas atas kelompok kecil yang terdiri dari lima aktor. Analisis lebih lanjut dapat dilakukan melalui analisis jaringan komunikasi sebagai bagian dari analisis jaringan sosial.

Analisis Jaringan Komunikasi Roda

Perangkat lunak komputer yaitu Ucinet 6 for Windows dan Netdraw akan dipakai di sini. Nerara, secara fiktif diasumsikan telah berhasil menerapkan Marxisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan. Data yang diperoleh dari Ekperimen Alex Bavelas adalah sebagai berikut :

Diagram jaringan komunikasi roda adalah sebagai berikut

Hasil ini mencerminkan :

Aktor C mendominasi jaringan komunikasi dengan pengaruh (Outdegree) adalah 4 dan kekuasaan (Indegree) adalah 4. Jaringan pengaruh mencerminkan sentralisasi dan jaringan kekuasaan juga mencerminkan sentralisasi. Hal ini berarti kesetaraan emansipasi tidak terdapat dalam pola jaringan komunikasi roda atau bintang.

Anlisis Jaringan Komuniksi Rantai

Diagram jaringan komunikasi rantai dapat dicipta sebagai berikut :

Diagram ini dapat juga digambarkan dalam bentuk garis. Aktor A mempunyi hubungan dua arah hanya dengan aktor B. Aktor B juga mempunyai hubungan dua arah dengan aktor C. Aktor C mempunyai hubungan dua arah dengan aktor D, dan aktor D mempunyai hubungan dua arah dengan aktorE. Aktor B, aktor C, dan aktor D berbeda dari aktor A dan aktor E.

Hasil analisis adalah sebagai berikut :

Aktor B, C, dan D mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang sama dan lebih besar daripada pengaruh dan kekuasaan dari aktor A dan E. Jaringn pengaruh mencerminkan desentralisasi dan jaringan kekuasaan juga mencerminkan desentralisasi. Konsep kesetaraan emansipasi tidak terdapat karena pengaruh dan kekuasaan mengandung perbedaan. Satu kesetaraan emansipasi terdapat dalam contoh ini. Hal ini berarti bahwa ketidaksetaraan emansipasi lebih besar daripada kesetaraan emansipasi.

Banyak pembahasan mengenai emansipasi belum mengungkap pola yang terkandung dalam hubungan jaringan komunikasi antara beberapa orang dan pembahasan ini mecerminkan bahwa emansipasi terdapat dalam suatu negara yang telah  menerapkan Marxisme Kultural dan Teori Kritis tanpa berdasar atas bukti empiris sehingga gagasan mengenai emansipasi menjadi tidak bermakna.

Analisis Jaringan Komunikasi Y

Diagram Jaringan Komunikasi Pola Y adalah sebagai berikut :

Hasil analisis jaringan komunikasi pola Y adalah sebagai berikut :

Anlisis Jaringan Komunikasi Semua Saluran

Diagram jaringan komunikasi semua saluran adalah sebagai berikut :

Kesetaraan emansipasi terdapat dalam komunikasi semua arah. Hasil analisis dapat disajikan sebagai berikut

Setiap aktor mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang sama, masing-masing adalah 4. Jaringan pengaruh dan jaringan kekuasaan mencerminkan desentralisasi sempurna.

Hasil-hasil eksperimen dari Alex Bavelas di atas mengungkap bahwa dalam negara yang telah menerapkan Marxime Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan mencerminkan bahwa lebih banyak situasi yang mencerminkan ketidaksetaraan emansipasi daripada mencerminkan kesetaraan emansipasi. Empat contoh hasil eksperimen Alex Bavelas menunjukkan bahwa ketidaksetaraan adalah 3 dan kesetaraan adalah 1. Para aktor jika makin banyak, misalkan 30 aktor, maka ketidaksetaraan emansipasi adalah 28 dan kesetaraan emansipasi adalah 1.

Aliran Frakfurt didominasi oleh para pakar keturunan Jahudi. Max Horkheimer, Theodore W. Adorno, Walter Benjamin,  Lukacs, Erick Fromm,  dan Herbert Marcus. Karl Marx, David Ricasrdo, dan Freud, juga merupakan keturunan Jahudi yang telah mendominasi pemikiran Marxisme Kultural dan Teori Kritis. Jurgen Habermas bekerja dalam lingkungan keturunan Yahudi di Aliran Frankfurt.

Banyak tulisan telah disusun mengenai Marxisme Kultural, teori kritis, dan ruang publik. Banyk pula tulisan mengenai gagasan Jurgen Habermas tentang teori kritis dan ruang publik yang telah disusun berdasar atas gagasan yang secara langsung atau tidak langsung berasal dari orang-orang Jahudi.  Jurgen Habermas merupakan salah seorang yang aktif dalam aliran Frankfurt. Orang-orang Jahudi ini menganut hukom dan tradisi Jahudi dan menganut Judaism. Pertentangan pendapat telah dialami antara Erick Fromm dan Max Horkheimer dan Herbert Marcus.

Banyak variabel laten dipakai dalam pembahasan mengenai public sphere. Variabel-variabel laten yaitu variabel-variabel yang tidak dapat diobservasi dan tidak dapat diukur secara langsung. Rincian variabel variabel laten ke dalam beberapa dimensi, tiap dimensi dirinci ke dalam beberapan sub-dimensi, dan tiap subdimensi dirinci lebih lanjut ke dalam variabel-variabel inikator dilakukan bukan berdasar atas pikiran sehat akan tetapi berdasar atas teori. Suatu variabel baru dapat dinyatakan sebagai variabel indikator jika variabel ini telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung. Salah satu dari kedua persyaratan ini jika belum terpenuhi maka variabel tersebut belum dapat dinyatakan sebagai variabel indikator.

Konsep-konsep seperti public deliberation, sopisticted political marketing technique, media culture, patterns of political behavior, official institutions of democracy, historical dialectic, relation between law, morality, and reason,  contitutional norms, human rights, sphere of interaction,  performance before the people,  civil society, ideology of private autonomy,  network of communication, network of merchants, public culture, economic and political life, polarization, privtization of religion, depersonalized state authority, a complex relationship between economy and state, private sphere, Habermas menganggap  the political, economic, cultural and technological developments of the press played a fundamental role, general interest, communication flows into regopnal and national of interconnection and interdependency. Konsep-konsep abstrak sebagai variabel-variabel laten masih banyak terkandung dalam gagasan Habermas akan tetapi contoh-contoh di atas telah cukup mengungkap bahwa konsep-konsep itu dapat diinterpretasikan secara berbeda-beda antara para penulis mengenai private dan public sphare karena konsep-konsep ini masih harus dirinci ketingkat variabel-variabel indikator yang telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung. Konsep-konsep abstrak sebagai variabel-variabel laten ini juga dipakai oleh para penulis public sphere di Indonesi.

Konep Emansipasi

Konsep minat kekuasaan bersifat sebagai  minat emansipasimerupakan rasionalitas refleksi diri berhubunfan dengan teori kritis. Habermas memakai konsep-konsep pekerjaan, interaksi, kekuasaan, teknik, praktis, emansipasi, rasionalitas instrumental, rasionalitas praktikal, dan rasionalitas self-reflection sebagai konsep-konsep abstrak atau konsep-konsep laten yang belum dapat diobservasi dan belum dapat diukur secara langsung.

Konsep emansipasi dapat dijelaskan berdasar atas interaksi para mahasiswa dalam melakukan komunikasi. Jumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan, dalam contoh ini, adalah 18 orang. Jumlah ini dipakau untuk mengungkap musyawarah yang mencerminkan kompleksitas. Sifat minat emansipasi hanya merupakan satu kemungkinan saja sedangkan sifat minat non-emansipasi mendominasi komunikasi ini. Emansipasi berarti kemerdekaan atau pembebasan. Orang-orang mempunyai kemerdekaan untuk menganut atau tidak menganut suatu agama. Orang-orang mempunyai kemerdekaan untuk menganut agama kristen, gama hindu, agama budha, agama Islam atau orang-orang mempuyai kemerdekaan tidak menganut suatu agama. Emansipasi dapat berarti kemerdekaan dalam segala hal, kebebasan dalam homosexual, kebebasan dalam lesbian, kebebasan dalam menyampaikan pendapat, kebebasan dalam bertindak, dan sebagainya.

Suatu negara fiktif merupakan negara yang telah sesuai dengan gagasan Marxisme Kultural dan Teori Kritis Jurgen Habermas di mana para mahasiswa itu melakukan komunikasi. Data komunikasi fiktif ini dikumpulkan dan mencerminkan dua arsip data untuk mengungkap komunikasi yang tidak sesuai dengan konsep emansipasi dan komunikasi yang sesuai dengan konsep emansipasi. Enam belas model merupakan model interaksi komunikasi yang tidak sesuai dengan emansipasi dan satu model yang sesuai dengan emansipasi. Para mahasisw ini merupakan para mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Musyawarah mereka mengenai kebijakan konsumsi, kebijakan investasi, kebijakan tabungan, kebiyakan impor, kibijakan ekspor, kebijakan pendapatan pemerintah, dan kebijakan pengeluaran pemerintah. Musyawarah ini mungkin menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa sepakat atas kebijakan-kebijakan ini sehingga kesepakatan sempurna tidak tercapai.

Contoh pertama adalah sebagai berikut :

Diagram jaringan komunikasi dapat disajikan sebagai berikut :

Data dan diagram jaringan ini mencerminkan hasil sebagai berikut :

Aktor R, ditinjau dari sudut derajat sentralitas, mendominasi proses komunikasi karena memiliki pengaruh (outdegree) dan kekuasaan (Indegree) paling besar daripada pengaruh dan kekuasaan para aktor lain. Hasil lain adalah sebagai berikut:

Hasil di atas mencerminkan hasil mengenai statistik deskriptif dan sentralisasi jaringan pengaruh adalah 14,014% dan sentralisasi jaringan kekuasaan adalah 15,052%. Sentralisasi jaringan pengaruh dan sentralisasi jaringan kekuasaan adalah lebih rendah daripada batas sentralisasi dan batas desentralisasi yaitu 50% sehingga jaringan komunikasi ini lebih mencerminkan desentralisasi pengarhu dan desentralisasi kekuasaan dalam jaringan komunikasi para mahasiswa ini. Hal ini mencerminkan bahwa emansipasi tidak terdapat dalam contoh ini. Enam belas hasil yang mencerminkan non-emansipasi akan tercipta sedangkan satu emansipasi akan terdapat jika interaksi di atas mengalami perubahan. Contoh emansipasidalam komunikasi di antara 18 mahasiswa ini dapat disjikan berdasar atas data dibawah ini :

Diagram jaringan, berdasar atas data di atas, adalh sebagai berikut:

Diagram jaringan komunikasi antara mahasiswa ini adalah sangat kompleks dan mencerminkan kesetaraan dalam proses komunikasi di samping mencerminkan emansipasi. Ruang pubik yang terdiri dari 18 mahasiswa dan tiap mahasiswa  melakukan interaksi komunikasi dengan para mahasiswa lain mencerminkan kemerdeaan dan kesetaraan. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:

Hasil ini mencerminkan bahwa setiap mahasiswa memiliki pengaruh  dan kekuasaan yang sama, masing-masing adalah 17 sehingga emansipasi dan kesetaraan sempurna terdapat dalam interaksi komunikasi ini. Hasil lain adalah sebagai berikut :

Hasil di atas mencerminkan bahwa sentralisasi jaringan pengaruh adalah 0% dan sentralisasi jaringan kekuasaan adalah 0%. Hal ini berarti bahwa interaksi komunikasi antara para mahasiswa itu mencerminkan desentralisasi pengaruh dan desentralisasi kekuasaan.

 Rangkuman

Kemampuan ilmu atau pengetahuan manusia adalah sangat terbatas.  Ruang publik dari hasil eksperimen Alex Bavelas terdiri dari lima aktor dan eksperimen Alex Bavelas telah menghasilkan empat pola yaitu pola komunikasi roda atau bintang, pola komunikasi rantai, pola komunikasi Y, dan pola komunikai  semua saluran.  Tiga pola komunikasi hasil eksperimen Alex Bavelas tidak memenuhi ketentuan  keselarasan emansipasi dan hanya satu pola yang memenuhi persyaratan  keselarasan emansipasi. Contoh 18 mahasiswa melakukan komunikasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa  16 pola komunikasi tidak memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi dan hanya satu pola saja yang memenuhi kesetaraan emansipasi. Hal ini berarti makin banyak aktor yang melakukan komunikasi akan makin banyak pola komunikasi yang tidak memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi dan makin sedikit para aktor yang berkomunikasi akan makin sedikit pola yang tidak memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi dan hanya satu yang memenuhi persyaratan kesetaraan emansipasi.

Hal ini berarti bahwa kesetaraan emansipasi merupakan konsep khusus sedangkan ketidaksetaraan emansipasi merupakan konsep umum walau hal ini dilakukan dalam suatu negara yang telah menerapkan Marxisme Kultural, Teori Kritis, dan Teologi Setan.

Manusia yang sedang bangun mempunyai keterbatasan ilmu atau pengetahuan. Rasionalitas Weber berbeda dengan rasionalits Jurgen Habermas dan rasionalitas Weber dan Jurgen Habermas juga berbeda dari rasionlitas Herbert Simon. Hal ini berarti bahwa ketiga pakar ini mempunyai konsep berbeda atas rasionalitas dan konsep rasionalitas sendiri belum dirinci ke dalam dimensi-dimensi, subdimensi-subdimensi dari suatu dimensi, dan indikator-indikator dari suatu subdimensi. Suatu indikator dari rasionalitas baru dapat dianggap sebagai suatu indikator jika telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung. Suatu indikator yang belum dapat diobservasi dan belum dapat diukur secara langsung bukan merupakan indikator.

Rincian kesetaraan emansipasi dan rasionalitas dari Jurgen Habermas belum mampu dirinci ke dalam tingkat indikator-indikator yang telah dapat diobservasi dan telah dapat diukur secara langsung sehingga interpretasi atas ke dua konsep ini dapat berbeda-beda.

Permata Depok Regency, 1 April 2023

LAMPIRAN 1

Jurgen Habermas telah menulis buku berjudukl The Theory of Communication Action yang terdiri dari dua volume. Volume 1 mengandung pembahasan mengenai Reason And The Rationlixzation of Society dan volume 2 mengandung pembahasan mengenai  Lifeword And System : A Critique of Functionlis Reason. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh  Thomas McCarthy (1981).

Pembahasan dalam buku ini mencakup pembahasan Volume 1 dan Volume 2 adalah sebagai berikut:

  1. Introduction : Approaches to the Problem of Rationality
  2. Rationality – A Preliminary Specification
  3. Some Characteristics of the Mythical and the Modern Ways of Understanding  the World.
  4. Relations to the World and Aspects of Rationality in Four Sociological Concepts of Action
  5. The Poroblem of Understanding Meaning in Social Sciences.
  6. Max Weber’s Theory of Rationalization
  7. Occidental Rationalization
  8. The Disenchantment of Religious Metaphysical Worldviess and the Emergence of Modern Structures of Conciousness.
  9. Modrnization as Societal Rationalization : The Role of Protestant Ethic.
  10. The Rtionalization of Law. Weber’s Diagnosis of the Times
  11. Intermediate Reflection : Social Action, Purposeve Activity, and Communication
  12. From Lukacs to Adorno : Rationalization as Reification
  13. Max Weber in the Trdition of Western Marxism.
  14. The Critique of Instrumental Reason
  15. The Paradigm Shift in Mead and Durkheim: From Purposive Activity to Communicative Action
  16. The Foundations of Social Science in the Theory of Communication
  17. The Authority of Sacred and the  Normtive Background of Communicative Action
  18. The Rational Structure of the Linguistication of the Sacred.
  19. Intermediate Reflection : System and Lifeworld
  20. The Concept of the Lifeworld and Hermeneutic Idealism of Interpretative Sociology.
  21. The Uncoupling of System and Lifeworld
  22. Talcot Pearsons : Problems in Construction of Social Theory
  23. From Normativistic Theory of Action to Systems Theory of Society
  24. The Development of Systems Theory\
  25. The Theory of Modernity
  26. Concluding Reflrections : From Parsons through Weber to Marx
  27. A Backward Glance : Weber’s Theory of Modernity
  28. Marx nd The Thesis of Internal Colonization.
  29. The Tasks of a Critical Theory In Society.

Pembahasan Jurgen Habermas sebagaimana tercermin dalam daftar isi bukunya mengandung banyak konsep abstrak, banyak variabel laten.

 Daftar Pustaka

Calhoun, Craig (ed.). 1992. Habermas and The Public Sphere. Baskerville : Massachusetts Intitute of Technology

Gerung, Kocky.1991. Marxisme Kultural Dan Teori Kritis Jurgen Habermas. Depok : Universitas Indonesia.

Goode, Luke. 2005. Jurgen Habermas : Democracy and the Public Sphere. London : Pluto Press.

Habermas, Jurgen. 1981. The Theory of Communication Action. Volume 1 and Volume 2. Terjemahn oleh : Thoma McCarthy. Boston : Beacon Press.

Kerlinger, Fred. N. 1968. Foundation of Behavioral Research. Terjemahan oleh Simatupang, Landung R. Dan H. J. Koesoemanto. 1998. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gajah Mda University Press.

Littlejohn, Stephen W. Dan Karen A. Foss. 2008.  Theories of Human Communication. Terjemahan oleh Muhammad Yusuf Hamdan. 2009. Teori Komunikasi.  Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.

Malmberg, Tarmo. 2010. The Connection between the Political and the Cultural Public Spheres – a Neglected Young-Habermasian Problematic. Hamburg : Third European Communication Research Conference.

Payrow Shabani, Omid A. 2003. Democracy, Power, And Legitimacy :  The Critical Theory Of Jurgen Habermas. Toronto : University of Toronto Press Incorporated.

Sumber Internet

https://tafsirweb.com/1568-surat-an-nisa-ayat-36.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5799329/ayat-quran-apa-yang-menjelaskan-tujuan-penciptaan-jin-dan-manusia

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/19/07/11/pughmc458-menyayangi-orang-miskin

https://www.tokopedia.com/s/quran/al-qasas/ayat-67?utm_source=google

https://bangka.tribunnews.com/2022/10/19/7-keistimewaan-dan-keutamaan-amalan-menyantuni-anak-yatim-dapat-gelar-abror-dari-allah?page=all

http://repository.uinsu.ac.id/11586/1/Skripsi%20Azhar%20Mansyur%20Nasution.pdf

Perangkat Lunak Komputer

Borgatti, S.P., Everett, M.G, Freeman, L.C. (2002). Ucinet 6 for Windows : Software for Social Network Analysis. Harvard, M.A. : Analytic Technoology.

Borgatti, S.P. 2002. Netdraw : Network Visualization. Harvard, M.A.